curhatibu.com

Resign

Beberapa saat terakhir ini, ada keinginan untuk resign.. tapi lalu kembali bertanya pada diri, "trus kamu mau jawab apa ke Allah, kalau ditanya tentang amalan?"

Oke, hanya selentingan selentingan perasaan, or godaan setan. Yg sering bilang gini, "udah stop aja! Ga ada manfaatnya. Ga ada gunanya." Atau sesekali membisik, "Udahlah, yg lain ga peduli ini.. ngapain kamu yg repot repot ngurusin?"

Trus.. bisikan nurani berkata, "bukannya kamu yang butuh semua itu? Bukannya Allah sudah ngasih fasilitas itu? Kenapa ingin resign saat semuanya sudah ada di hadapan, sudah tinggal dijalani, diamalkan apa yg sudah diketahui."

Nanti kalau ditanya Allah, gimana? Trus, nanti mau bilang apa ke Allah, "Ya Allah, Sy pengen bareng bareng di surga sama bapak ibu, mbak Nita,.."

_Emang kamu udah ngapain?_

Trus ga bisa jawab.

Mbak Nita bisa jawab dg segala rupa gerakan sedekah, dan segala kebaikan beliau selama ini.. Bapak ibu, punya rejeki anak Sholihah seperti mbak Nita, yang pasti segala amal baiknya juga tertulis sebagai tambahan pahala bapak ibu.

Lha Sy punya apa? Trus mau resign? Trus makin susah jawabnya kan?

Laa haulaa wa laa quwwata illa billah...

وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلْإِيمَـٰنِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلًّۭا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌۭ رَّحِيمٌ

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa:

"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)