curhatibu.com

Diam

Ketika "diam" menjadi satu pilihan bagi seorang wanita atas suatu masalah atau luapan emosi dirinya; bisa jadi itu karena dia sudah sampai pada titik puncak perasaannya, atau sudah lelah "berteriak-teriak", atau sudah merasa "ya sudahlah..."

Dan biasanya, ia akan diiring dg aliran air matanya. Karena hal itu biasanya akan menguatkannya kembali. Ya, membantunya untuk kembali menghadapi "hidup".

Adakalanya ia ingin berkisah pada seorang sahabat, atas runutan rasa yg dipendamnya; namun kembali ia tarik ingin itu karena tak ingin ada hati yg turut mengetahui aib perasaan dirinya.

Sehingga, lagi, "diam" menjadi pilihannya.

Atau ia ingin keluhkannya di dinding beranda media sosialnya, namun urung karena itu hanya menyebar aib pribadi. Dan lagi, "diam" saja lebih baik.

Diam..dan diam. Lalu ia merasakan perasaan itu mereda perlahan. Hingga hilang, terlupa, tergerus kembali oleh rutinitasnya.

Semoga lain kali ia ingat, bahwa ada Yang Maha Mendengar apa yg dia bisikkan, Yang Maha Mengetahui apa yang dia rasakan, dan Yang Maha Pemberi petunjuk atas persoalan nya. Semoga lain kali ia ingat, bahwa ada sujud dan sabar yg diresepkan, untuk solusi segala kesusahan. Dan semoga ia sadar, bahwa diamnya haruslah bersama Allah, bersama munajat kepada Allah, serta keluhan lirih penuh penghambaan kepada Pencipta dirinya serta segala uji problematika di kehidupannya.

Semoga demikian.

2 comments

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)
  1. Baru pengen nge-post "diam"... ternyata sudah keduluan 😅. Pass lagi... 😂😂😂

    ReplyDelete