curhatibu.com

Sabar dan Syukur

Sabar dan Syukur

A. Sabar dalam melaksanakan ketaatan
Sabar dalam melaksanakan ketaatan dibagi menjadi 3 :
1. Sebelum melaksanakan ketaatan (yaitu membersihkan niat, harus ikhlas, menjauhkan sifat riya' dan sum'ah). Tidak boleh mengharap dunia, atau mengharap sesuatu dari manusia.
2. Ketika melaksanakan amalan (yaitu seorang hamba harus sabar melaksanakan ketaatan dg tanpa meremehkan dan menyia-nyiakan ketaatan itu, melaksanakan dengan tulus dan semangat, tidak boleh malas, tidak boleh main main. Misal dalam menuntut ilmu, yang wajib dilakukan setiap muslim, harus dilakukan dg penuh kesungguhan dan tidak boleh sambilan, dilaksanakan dg sempurna, tidak boleh malas dan juga riya'.
3. Sabar sesudah selesai melaksanakan amal (yaitu dg berdoa kepada Allah agar amalan kita diterima), bukan dg bangga atas amalannya, menyebut-nyebut amalannya, yang akan membatalkan amalannya.

B. Sabar dalam menjauhi kemaksiatan dan dosa. Contoh : atas musik, rokok, dll.
Ini harus dikuatkan dan kita mohon pada Allah untuk dikuatkan dalam menjauhi maksiat.

C. Sabar dalam menghadapi ujian.
Hidup ini sebagai cobaan/ujian. Allah ingin menguji di antara kita siapa yang paling baik amalnya. Paling baik, bukan paling banyak; yaitu yang paling ikhlas dan sesuatu dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah. Surat Al anbiya 35 : setiap jiwa pasti mengalami kematian, dan kami uji dengan kebaikan (kesehatan, kelapangan, kekayaan, kemudahan) dan kejelekan (kesusahan, kefakiran, musibah, penyakit, dll). Setiap orang akan diberikan ganjaran sesuai cobaan dan ujian; makin besar ujian, makin besar ganjaran-yaitu hanya bagi orang yang ridho atas ujian tersebut. Cobaan/ujian merupakan konsekuensi kehidupan, dan Sabar merupakan konsekuensi dari iman - qodho&qodar. Sabar itu adalah saat pertama kali terkena ujian itu.

Tingkat orang yang diberi ujian : marah - sabar - ridho - syukur (syukur karena mendapat kesempatan dihapuskannya dosa dan dimaksudkannya dia ke surga)

Iman itu ada dua bagian, sebagiannya adalah sabar, sebagiannya adalah syukur. Sabar dan syukur dikumpulkan dalam Qur'an. Iman dibangun di atas dua rukun ; yaitu yakin dan sabar.

Allah menjadikan kepemimpinan dalam agama dengan sebab sabar dan yakin. Karena untuk menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu butuh kesabaran, menuntut ilmu termasuk ke dalam jihad.

Sesungguhnya sumber segala fitnah disebabkan mendahulukan akal atas syariat (fitnah syubhat), dan mendahulukan hawa nafsu atas akal (fitnah syahwat). Saling Menasehati dan kebenaran dan kesabaran akan menjauhkan seseorang dari syubhat dan syahwat.

Assa'di menjelaskan : kami jadikan kepada mereka pemimpin yang mengikuti petunjuk kami, yaitu para ulama yang memperoleh hidayah dan menyampaikan kepada manusia.

Orang mukmin dibagi jadi 2 : pemimpin yang memberi petunjuk, dan yang dipimpin (yang diberi petunjuk ).

Pemimpin yang memberi petunjuk harus sabar dalam menuntut ilmu, mengingatkan ilmu, menghadapi cobaan dalam dakwah, dll. Mereka mencapai derajat yakin jika belajar dg cara yang benar, dipahami dan diyakini dengan benar. Mereka mendasarkan di atasnya dalil dalil yang panjang. Maka dg sabar dan yakin, kepemimpinan dalam agama akan diperoleh.

Syukur : adalah pangkal iman. Dibangun di atas 3 rukun, yaitu
1. Pengakuan hati bahwa semua ini adalah nikmat dari Allah
2. Menampakkan nikmat tersebut
3. Menggunakan nikmat tersebut untuk taat dan ibadah dg benar hanya kepada Allah.

Pengakuan hati atas semua nikmat adalah dari Allah; bukan dari hasil usaha, title, kepandaiannya, kehebatannya, dll. Bukan. Semua adalah dari Allah. Wajib disyukuri, apakah itu kesehatan, rumah, uang, kendaraan, dll.

Menampakkan nikmat tersebut dan menyanjung Allah SWT. Boleh menceritakan nikmat Allah sebagai rasa syukur kita kepada Allah. Siapa yang tidak bersyukur dg yang sedikit, maka ia tidak akan bersyukur dg yang banyak. Menampakkan nikmatnya adalah syukur.

Menggunakan nikmat untuk taat dan ibadah dg benar hanya kepada Allah. Sholat, puasa, haji, umroh, menyambung silaturahim, birrul walidain , dll. Nikmat yang Allah beri itu kita gunakan untuk taat kepada Allah. Betapa banyak orang yang kerja/dagang, lalu mereka meninggalkan sholat. Ini orang yang tidak bersyukur kepada Allah - meninggalkan sholat. Atau diberi harta oleh Allah, tapi digunakan foya foya, jalan jalan tidak berfaedah, dll.

Syukur ini penting. Pokok dari syukur adalah At Tauhid. Mentauhidkan Allah SWT. Rejeki, harta, dll dari Allah, maka ia wajib mentauhidkan Allah dan menjauhi kesyirikan.

Macam macam Syukur :

Syukur kepada Allah : dg melaksanakan ketaqwaan, memuji dan menyanjung Allah, dg beribadah hanya kepada Allah saja.

Syukur kepada kedua orang tua : berbuat baik kepada kedua orang tuanya.

Syukur kepada orang yang pernah berbuat kebaikan kepada kita, menunjukkan kita kepada sunnah, kepada kebaikan, apakah bentuknya harta atau ilmu; maka wajib kita balas mereka dengan kebaikan. Jika kita tidak dapati sesuatu untuk membalas kebaikannya, maka doakan orang tersebut sampai kita merasa telah membalas kebaikannya.

Syukur kepada suami. Dengan berbuat baik dan taat kepada suami. Tidak banyak mengeluh, sabar terhadap suami dan bersyukur Allah beri suami padanya, sebagai kesempatan bakti dan jalan surga untuknya. Nabi bersabda, jika wanita sholat 5 waktu, puasa di romadhon, menjaga kehormatan, dan taat pada suami, maka bisa memilih masuk surga dari pintu mana saja. Istri yang tidak bersyukur pada suaminya, dan banyak menuntut suaminya, maka Allah tidak akan melihat wanita tersebut.

Nabi menunjukkan jalan kita untuk bersyukur yaitu dg memperbanyak ibadah kepada Allah, sebagaimana yg Rasulullah lakukan hingga bengkak kakinya. Nabi juga mengajarkan kepada Mu'adz untuk bersyukur , "ya Allah, tolong lah aku untuk ingat padaMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah padaMu"

Sabar dan syukur merupakan faktor penyebab pelaku dalam mengambil manfaat dari keimanan kepada Allah.

[Ust. Yazid, prinsip Ahlus Sunnah Waljamaah, @radiorodja]

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)