curhatibu.com

Adab dan Ilmu - Resume Kajian Ust Firanda

1. Meluruskan niat, karena menuntut ilmu adalah ibadah

2. Mengamalkan ilmu, agar ilmu itu bisa menjadi hujjah kebaikan kita di hari kiamat, bukan sebaliknya.

3. Tuntutlah ilmu secara bertahap, ikutilah kajian yang rutin, misalnya membahas kitab tauhid dari awal sampai akhir, atau membahas kitab fiqh dari awal sampai akhir. Kita akan bisa lebih merasakan pertambahan ilmu kita.

4. Karena waktu kita tidak panjang, maka ambillah ilmu dari seorang ustadz yang memiliki kapasitas ilmu; dan bukan sembarang orang. Juga jangan kita, sebagai seorang awam, ikut ngomong masalah agama sebagaimana para ulama, sedang kita tidak ada kompetensi di dalamnya. Jangan habiskan ilmu dg mencari ilmu dari seluruh ustadz tanpa melihat kapasitas ustadz tersebut, hal itu akan membingungkan dan menghabiskan waktu kita. Tidak boleh salah memilih guru.

5. Jangan ta'ashub/fanatik terhadap guru tersebut. Ingat bahwa dia juga manusia biasa, tempat salah nan khilaf. Kata Imam Malik, setiap orang bisa diterima atau dibuang perkataan nya, kecuali Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Para salaf dahulu berguru, dan banyak gurunya. Hal ini akan menghindarkan diri dari kefanatisan. Dia akan terbiasa dg saling mengingatkan nya guru satu dengan guru yang lain tatkala terdapat suatu kesalahan. Jika kita hanya berguru pada satu guru, maka kita hanya seolah menganggap benar salah sesuatu hanya berdasarkan pemahaman benar salahnya guru tersebut. Imam Syafi'i, imam Malik, imam Nawawi, murid guru yang tidak setiap pendapat mereka sama/terdapat perselisihan, namun mereka tetap saling mendoakan dan memuji. Penghormatan kita kepada guru bukan berarti menjadikan kita boleh fanatis pada mereka.

6. Murid harus berusaha menghormati guru, dengan tanpa berlebihan.

7. Memiliki adab tatkala bertanya kepada guru kita. Di antaranya adalah bertanya dengan santun, bukan dalam rangka menggurui ustadz kita. Ketika kita bertanya, kita harus menunjukkan bahwa kita memang membutuhkan ilmu tersebut. Seperti dicontohkan oleh Nabi Musa, yang secara kedudukan lebih tinggi dari Nabi Khidir, nabi Musa meminta ijin dulu untuk mengambil ilmu dari Nabi Khidir. Termasuk tatkala ada orang bertanya pada ustadz, jangan sampai kita sesama penuntut ilmu ikut ikutan menjawab, padahal sang ustadz ada di sana dan belum menyampaikan tanggapan/jawaban kepada penanya. Adab berikutnya : lihat waktu dan kondisi guru kita tatkala kita ingin bertanya. Para ustadz juga butuh waktu untuk keluarga, anak, istri. Jangan juga terlalu berlama lama bertanya tanya kepada ustadz, sehingga mengganggu agenda sang ustadz. Kemudian, jangan memaksa ustadz menjawab tatkala nampak ustadz tidak mengetahuinya. Ini berbahaya, bisa memancing ustadz menjawab tanpa ilmu. Adab bertanya berikutnya : bertanyalah sesuatu yang memang kita butuhkan. Jika ustadz sudah menjelaskan, ya sudah, kita terima atau tidak, terserah kita. Jangan mendesak ustadz memberi penjelasan terperinci, yang sebenarnya tidak kita butuhkan.

8. Carilah komunitas / teman teman yang bisa membuat kita ingat pada Allah, yang membuat kita bertambah ilmu, yang bisa mengingatkan kebaikan dan kesalahan kita, yang bisa menjadi teman menuju Allah Subhanahu wa Ta'ala.

9. Manfaatkan waktu dg sebaik baiknya, hindarkan diri dari perkara yang mengalihkan perhatian kita dari menuntut ilmu. Misalnya media sosial.

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)