"Aku Takut"

Satu ketakutan yang semestinya ada di hati hati kita adalah rasa takut untuk tidak "Istiqomah" dalam kebaikan yang kita tanamkan.

Sebuah kata, yang pada saat ayat tentangnya turun, menggemparkan hati para Sahabat. Sulit.

Istiqomah dalam kebaikan, Istiqomah dalam ketaatan, Istiqomah dalam kebenaran, Istiqomah di dalam dinnul Islam, Istiqomah dalam menjalankan Sunnah, Istiqomah bergaul dg Qur'an, Istiqomah menuntut ilmu, Istiqomah dalam berbakti, Istiqomah dalam berbuat taat pada Allah.

Yaa muqollibal quluub, tsabbits qolbi 'ala tho'atika..Wa 'ala diinika.

Doa yang semestinya selalu dan terus menerus kita baca, sebagai wujud penyerahan diri kita pada Allah, sang pemegang hati, pembolak balik hati. Tapi bahkan, untuk istiqomah melafadzkan doa itu pun kita enggan, dan seringnya terlupa.

"Aku takut... Jika tidak lagi bersama kawan kawan sholih..."

"Aku takut... Jika tidak lagi dibersamai oleh para guru, ustadzah, dan juga pembimbing untuk kebaikan"

"Aku takut... Jika tidak lagi punya kesempatan duduk di majelis ilmu, atau di kelas pelajaran bahasa Arab, atau di kelas pelajaran fiqih dan aqidah"

"Aku takut... Jika tidak lagi ada kawan kawan yang bersedia mendengarkan ku mengajarkan huruf demi huruf Qur'an itu... Jika tidak lagi dipercayai memegang sekelompok halaqoh tahsin di forum halaqoh Qur'an"

"Aku takut... Jika kehilangan kesempatan menyetorkan hafalan baru ayat Qur'an, atau sekedar memurojaah memori hafalan sebelumnya"

"Aku takut... Jika nantinya rumah ini kembali kosong tak berpenghuni karena mereka telah mengabdi di jalannya masing masing"

"Aku takut... Jika semua ini selesai begitu saja... Lalu sunyi, tanpa ada jejak kebaikan lagi di dalamnya..."

Dan...

"Aku takut... Jika amalan ini musnah tak bersisa atau amalan ini berujung keburukan karena hilangnya keikhlasan"

Yaa muqollibal quluub... Tegarkan hati kami di jalanMu... Tegarkan jiwa ini untuk terus berpegang teguh pada agamaMu... Tegarkan nurani ini untuk terus bersama ketaqwaan dan taat pada perintahMu...