curhatibu.com

Penjelasan Istilah Istilah - Mustholah Hadits - Ust Badrusalam [resumekajian]



1. HADITS

Hadits secara bahasa : sesuatu yang baru
Hadits secara istilah merupakan perkataan, perbuatan, takrir yang dinisbatkan kepada Nabi. Contoh perkataan : Rasul bersabda, "Innamal a'malu binniyat". Contoh perbuatan : tata cara sholat nabi. Contoh persetujuan : Diamnya rasul atas perbuatan yang dilakukan sahabat di hadapan Rasul. Diamnya Rasul merupakan persetujuan, karena beliau ma'shum, terjaga dari diam tatkala melihat perbuatan yang salah. Misal tatkala Khalid makan daging Dhob, rasul diam saja, tidak melarang, tidak juga memerintahkan. 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan : "Hadits nabi secara mutlak adalah yang dinisbatkan kepada Nabi setelah beliau menjadi nabi." adapun perbuatan sebelum menjadi nabi tidak disebut sebagai hadits. Karena perbuatan rasul sebelum menjadi nabi bukan berasal dari wahyu. Misalnya : perbuatan Rasul berdiam diri di gua hira tidak boleh kita jadikan dalil perbuatan semedi di gua. Kata beliau, "..yaitu yang dinisbatkan kepada Nabi setelah beliau menjadi nabi". Nabi menjadi nabi dengan turunnya surat Iqra', sedang Nabi menjadi Rasul dengan turunnya surat Al Muddatstsir. "Karena sunnah beliau menjadi tetap dengan satu dari 3 alasan ini. Apa-apa yang disabdakan Rasul, jika itu berupa pengabaran, maka wajib kita benarkan. " - Rasul mengabarkan apa yang terjadi di masa lalu, juga di masa depan. Kita wajib membenarkannya; meskipun sanadnya Ahad. Rasul pernah mengabarkan munculnya api dari negeri Hijaz. Rasul tidak pernah berbicara dari hawa nafsunya. "Tapi jika berupa pensyariatan, maka pada waktu itu kewajiban kita adalah ittiba'. 

Kata Ibnu Taimiyyah, "...Karena bukti-bukti yang menunjukkan kenabian para nabi menunjukkan semuanya bahwa nabi itu semua ma'shum, terjaga, tidak pernah salah". Kalaulah dikatakan nabi salah dalam mengabarkan, berarti nabi dusta. Sedangkan Allah telah berfirman bahwa Nabi Muhammad tidak berbicara dari hawa nafsunya. Maka, semuanya yang dikabarkan Rasulullah adalah haq, tidak mungkin salah mengabarkan apa yang dari Allah. Berbeda jika haditsnya palsu atau dhoif - tidak benar beritanya. 

"...di mana makna Nabi, artinya bahwa Allah memberitahukan yang ghaib kepada Rasulullah." - berita ghaib ini tentu berdasar wahyu dari Allah Swt. Para ulama bersepakat bahwa Rasul pasti mempunyai sifat amanah, tidak akan pernah berdusta. 

Disebutkan dalam hadits yang dikeluarkan Abu Dawud (dalam Sunan), dishahihkan syaikh albani. Bahwa Abdullah bin Amr bin Ash selalu menulis apa yang Rasul katakan. Sebagian orang berkata kepada Abdullah bin Amr, bahwa Rasul terkadang berbicara tatkala marah, maka jangan tulis semua apa kata nabi. Maka segera ia bertanya kepada Rasul, maka Rasul bersabda, "Tulis, demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya. tidaklah keluar dari lisanku ini kecuali kebenaran". Jadilah Abdullah bin Amr menjadi orang yang paling banyak menulis hadits. Sedang Abu Hurairah yang paling kuat menghafal. 

Perbuatan yang Rasul setujui adalah merupakan hujjah, lebih lebih jika Rasul memerintahkan kita mengikutinya, seperti sabda Rasul, "Sholatlah kamu sebagaimana melihat aku sholat. " juga Sabda Rasul, "Ambillah dariku manasik manasik haji kalian.". 

Demikian pula apa yang Allah halalkan kepada Rasul, maka itupun halal bagi umatnya selama tidak ada dalil yang mengkhususkan hal itu untuk Rasul. 

Ketika Zaid telah mentalak istrinya, Rasul menikahkannya dengan istri-istri anak angkatnya. Karena anak angkat hakekatnya bukan anak. 

Nabi jika ditanya tentang sebuah perbuatan, kadang Rasul menyebutkan apa yang beliau lakukan. Untuk menjelaskan bahwa itu hukumnya mubah.

Demikian pula atas persetujuan Rasul terhadap perbuatan para sahabat. Juga Rasul membiarkan para wanita yang menepuk rebana saat hari raya. Juga Rasul membiarkan orang habasyah bermain hira di masjid saat hari raya. 

Maka semua ini masuk ke dalam pembahasan hadits; masuk ke dalam ilmu hadits : perkataan, perbuatan dan persetujuan Rasulullah. "Karena kewajiban kita berusaha mencari dalil dalam agama ini. Dan dalil itu berupa perkataan, atau perbuatam atau persetujuan Rasulullah". 

Terkadang sebagian khobar atau perbuatan sebelum kenabian pun masuk ke dalam hadits, misalnya akhlak Rasul yang baik : menyambung silaturahim, menghormati tamu, memberi bantuan kepada orang yang susah, dll. ---seperti ini bisa masuk ke dalam hadit juga. 

Bagaimana dengan TULISAN nabi? --- karena Rasul seorang Ummi (tidak bisa menulis dan tidak bisa membaca). Namun beliau adalah orang yang terkenal sangat jujur dan amanah sejak sebelum menjadi nabi. 

2. KHOBAR : Sebagian mengatakan hadits dan khobar sama; tapi sebagian mengatakan tidak.

3. ATSAR : Biasanya digunakan untuk perkataan para sahabat dan tabi'in rahimahumullah. 

4. MATAN HADITS : Matan : perkataan 

5. SANAD  : Rantai perawi yang menyampaikan kepada matan.

Dahulu, sanad merupakan perkara yang sangat penting, karena dengannya akan diketahui mana hadits yang shahih mana yang tidak. Jikalau bukan karena sanad, maka orang akan berbicara seenaknya saja. Namun, tatkala jaman di akhir, dan sanad sudah semakin panjang, serta para ulama telah mencetak kitabkitab nabi; maka sanad menjadi melestarikan. Sanad bukan merupakan klaim yang menunjukkan seseorang lurus atau tidak aqidahnya. Karena sanad jaman dulu berbeda dengan sekarang. Jaman dulu benar benar diperiksa, sedangkan sekarang hanya sebatas apa yang ada dalam kitab-kitab tersebut. 

6. HADITS QUDSI

Ada beda quran dan hadits qudsi ? ketahuilah bahwa perkataan yang dinisbatkan kepada Allah ada 3 macam, yaitu Al Qur'an (paling mulia, kalam Allah, mukjizat terbesar bagi Rasul, senantiasa terjaga sepanjang jaman, senantiasa dihafalkan dan diagungkan, senantiasa dibaca oleh orang yang lisannya rindu berdzikir kepada Allah, dll), 2. Kitab kitab para nabi - sebelum diubah, seperti Injil, taurat. 3. Hadits Qudsi - termasuk firman Allah, dinisbatkan Rasulullah kepada Allah, dalam bentuk pengabaran; karena Rasul yang akan mengajarkan. Sedang Quran - Allah langsung yang berbicara. 

Al Quran : makna dan lafadz dari Allah
Hadits Qudsi : lafadz dari Rasul, makna dari Allah. 

Contoh hadits Qudsi : Berkata Rasulullah, berkata Allah.......

Hadits qudsi tidak boleh dibaca di dalam sholat; sedang AlQur'an boleh, malah ada yang wajib. 
Membaca hadits qudsi tidak berpahala. 

SIAPA yang pertama kali menulis/membukukan hadits nabi? Ibnu Shihab az Zuhri (diperintah oleh Umar bin abdul 'aziz). Lalu para ulama juga turut menulis kitab kitab hadits dengan tujuan supaya hadits nabi tetap terjaga. 

"Ketahuilah bahwasanya hadits Nabi belum dibukukan di jaman sahabat, belum juga di jaman tabi'in", Sebabnya : mereka di awal dilarang menulis hadist nabi karena khawatir bercampur dengan Quran. Namun setelah itu Rasul mengizinkannya sebagaimana kepada Abdullah bin Amr. Pada jaman itu juga belum dibukukan hadits karena hafalan mereka sangat hebat, bahkan mereka berkeyakinan bahwa menulis itu membuat hafalan 'cengeng'. Allah memberikan anugerah kecerdasan dan kemampuan menghafal luar biasa kepada para sahabat, juga mereka banyak yang tidak tau cara baca - tulis. Lalu terjadi di generasi akhir tabi'in, di mana hadits nabi mulai dibukukan, atas perintah Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan hadits dan atsar sahabat (saat itu tercampur). Lebih-lebih dengan banyak kemunculan firqoh sesat, kepentingan membukukan hadits ini menjadi sangat besar supaya manusia tidak sembarang mengaku mendengar dari Nabi. 

Diantara yang mengumpulkan : Rabi' bin zubair, Said bin abi arubah. Mereka menulis hadits sebatas bab-bab tertentu saja. Sampai kemudian datang para ulama tobaqot ke-3 menulis hadits2 tentang hukum seperti Imam Malik - Kitab Muwatto'nya. Abu Muhammad bin Abdil Malik, Abu Amr Ar Ruzai, Abu Salamah bin Hammad, dan banyak lagi ulama lain yang membukukannya. Namun lalu dianggap penting lagi untuk mengkhususkan penulisan hanya untuk hadits. 

Imam Ahmad bin Hanbal, dan ulama besar lain mulai menulis hadits nabi. Dengan berbagai bentuk penulisan, misal bentuk musnad (ditulis sesuai urutan para sahabat), bentuk jaami' (mencakup seluruh bab, seperti Imam Bukhori mengumpulkan aneka bab secara lengkap), ada juga hadits yang dikususkan hadits hukum saja, seperti kitab sunan. Musonnaf (terkait hukum; namun ada juga fatwa sahabat di dalamnya). Ada juga yang menuliskan berdasar urutan guru gurunya. Sebagian menulis dengan judul/bab-bab tertentu. Dan lain sebagainya yang menjadi warisan yang sangat luar biasa; yang ditinggalkan oleh para ulama. Tidak semua sampai kepada kita. 

Alhamdulillah kitab kitab yang berisi hal hal pokok agama kita, seperti kutubussittah sudah dicetak; alhamdulillah.. Sempurnanya agama kita. Ini semua hasil dari perjuangan para ulama dalam membela hadits nabi. 

Lalu datang Imam Bukhori, yang mengkhususkan hadits-hadits shahih saja; apalagi tatkala mendengar ucapan gurunya, "Bagaimana kalau kalian kumpulkan kitab yang mengumpulkan hadits shahih saja?". Imam bukhori hafal 100ribu hadits yang shahih. Dan yang di dalam imam Bukhori tidak sebanyak itu. Artinya masih sangat banyak hadits shahih yang lainnya juga. 

Pertanyaan dan Jawaban : 
-------------

Sumber : https://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Badrusalam/Ilmu%20Musthalah%20Hadits

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)