curhatibu.com

Facebook oh Facebook - Bisikan Hati

EfBe ini kenapa begitu menggoda untuk selalu dilihat ya.. skrol naik turun, padahal tidak banyak pun berita yang menyangkut diri kita. Nasehat, alhamdulillah, banyak juga. Pas kedapetan baca status nasehat, adem. Tapi, pas baca status tentang "yang lain", seringnya jadi mengotori hati.

Status adu domba, status "ngerasani", status membuka aib, status mengumbar buruknya pemerintahan, status pamer harga diri, status pamer perkara ibadah, status lokasi yang dikunjungi, status "status diri", status menikah - hamil - melahirkan - hamil lagi - melahirkan lagi, status makanan yang disantap, status kemesraan, status harta - rumah - mobil - apartemen, status foto bersama pejabat atau orang tenar, status sekolah ini itu, status omset jualan sekian ratus juta, status "pendidikan anak", status "lagi ngapain sama anak", status emak-emak bersama anak yang lagi diajari, sampai status galau dan curcol ga jelas.

Kira-kira, hal hal seperti itu, ada manfaatnya tidak ya, untuk kita, sebagai si pembaca yang bisa jadi kenal yang bersangkutan, lebih-lebih jika tidak kenal. Mungkin tergantung kebersihan hati kali ya? Jika hati bersih, maka tak akan status-status itu mengotori hati semisal menjadi hasad. Ya. tapi masalahnya, hati ini naik turun imannya. Kalau lagi FIT, maka kita akan turut bahagia jika kawan senang, dan ikut empati jika ada kawan sedih, jika kawan susah. Nah, kalau hati lagi DOWN, hasad-lah yang meraja-i-nya. Pertanyaan berikutnya lagi : "memang masalah ya, ketika kita tidak membaca status-status itu?"

Hasad, iri, dengki dengan nikmat yang diterima orang lain

Lupa dengan nikmat diri yang sudah diberikan oleh Allah karena selalu menemukan "yang tidak ada" pada diri kita, dan "ada tampaknya" pada orang lain

Dan yang paling jelas madharatnya : berapa banyak detik, menit, sampai jam; yang kita habiskan untuk sekedar "ingin tau" sesuatu yang sebenarnya jika kita tidak tau - pun, tidak masalah. Akhirnya, diri disibukkan dengan sesuatu yang bukan urusan kita. Diri disibukkan berdebat dan memberi komentar yang kita bukan ahli di dalamnya. Diri disibukkan untuk berdiskusi sesuatu yang tidak manfaat, dan hanya berujung debat yang mengotori hati (lagi). Belum lagi, DIRI dipaksa melihat "orang-orang" yang tidak semestinya kita lihat : aurat, lawan jenis, atau hal lainnya.

Kita pun sering menjadi lupa dengan pencapaian diri yang telah Allah taqdirkan dan anugerahkan kepada kita, hanya karena melihat pencapaian orang lain yang "kita anggap" lebih WOW. Lalu, membenamkan diri kita dalam perasaan sedih/lemah, sampai putus asa berbuah hasad kepada kawan kita; dan akhirnya kita melupakan proses yang sedang kita jalani saat itu - akhirnya, ya kita tidak maju-maju. Sibuk melihat apa yang dicapai orang lain, dan menurunkan "derajat perjuangan" yang sedang kita jalani.

Jadi, saran saya, jika memang Anda belum siap dengan "SERBUAN" Berita di media sosial, SEGERA-lah angkat kaki darinya! Atau hidup Anda akan banyak yang terbuang percuma..ma..ma...ma..

#bisikanhati
#koreksidirikoreksihati

Puri Granada, 19 Dzulqoidah 1437H
Ummu Ghumaisha - Ghumaisha D'Hafizhah

2 comments

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)
  1. Saya buka facebook kalau lagi pengen share tulisan blog sama pas lagi buka updetan grup belajar. Gak pernah scroll lama2 dan gak pernah dibawa baper. Semua kalau dalam batas wajar, menjadi gak masalah. Apalagi kl digunakan untuk hal yang positif. :)

    ReplyDelete