curhatibu.com

Sahabat Pena


Tetiba saya merindukan masa-masa itu.. Ya, masa ketika HP hanya berfungsi untuk SMS dan telepon. Pun masih mahal sekali, 1 kali sms bisa 1000rupiah. Alhasil, masih hobi-lah saya menulis surat. Ya, masa itu, waktu saya masih remaja. Haha..

Saya punya 1 (ya, hanya 1) sahabat pena. Dan ternyata, hubungan persahabatan itu masih terjalin sampai sekarang. Ya, meskipun sudah tidak pernah surat-surat-an, bahkan nomor hp nya pun saya tidak tahu. Hahay.. hanya sering kepo-in blog nya, baca kabar terbaru tentangnya. #halah

Rupanya, masa-masa itu memang terasa membahagiakan. ENtahlah, sekarang koq saya kangen berat dengan momen2 itu. Momen ketika menulis surat, eh mengetik dink #awalnya sih tulisan tangan, tapi karena lebih enak mengetik, dan semakin banyak yang dikisahkan, enakan mengetik. 

Dan sebenarnya momen "sharing" itu membahagiakan. Maklum, anak remaja yang punya aneka rasa, selalu ingin berkisah. Haha..mungkin beliau yang tau bagaimana pernak-pernik remaja-ku dulu, yang sering ga jelas. Belum lagi masalah "merah jambu"nya. Wkwkwkwk Mungkin masih ingaat, tapi semoga udah lupa :p

Apapun itu, rasanya memang penting sekali kita punya kawan/teman untuk berbagi/berkisah/curhat sampai kadang perlu juga menangis-nangis. Ya, pastinya setelah mengadu pada Allah. Meskipn terkadang, kita lebih "butuh" manusia ketimbang butuh Allah yang sebenarnya kan paling tahu siapa diri kita. Astaghfirullah.. :(

Tapi mungkin ini namanya "kebutuhan". Butuh curhat, cerita! Penting juga, apalagi "wanita". Ah ini sangat menjadi pelajaran bagi saya, yang sekarang sudah menjadi ibu dari seorang gadis 2 tahun (gadis :p) Bahwa anak wanita itu punya kebutuhan untuk curhat. Bukan karena apa ya.. tapi karena ingin didengarkan saja, ditemani, di'perhatikan'. Hihihi. Menanti-nanti balasan surat, yang isinya pasti mengulas apa yang kita tuliskan sebelumnya, lalu menjadi tempat yang dipercaya mendengarkan kisah, bahkan "rahasia"nya itu adalah hal yang sangat berharga buat wanita (ea..buat saya dink). Dan mungkin itu adalah yang menjadikan momen surat-menyurat membahagiakan. 

Maka, bisa jadi inilah pelajarannya. Saya harus menjadi orang yang enak diajak berbincang oleh anak gadis saya. Menyeksamai apa yang dikisahkan, mengulas apa yang perlu, sekaligus membuatnya merasa berharga dengan mengisahkan "rahasia" saya padanya. 

Sekarang sih belum ya..eh, udah belum ya.. jangan2 sudah ya? Meskipun apa yang disampaikan perihal mainannya, sepedanya, sepatunya, ikan, burung, pesawat, dan apapun benda-benda kecil yang ditemukannya. Ah, sepertinya saya belum menjadi "sahabat pena" yang baik untuk buah hatiku. Baik, nak.. Yuk, Umi akan memperbaikinya.. 

:) Udah ya.. Efek tidak merutinkan menulis ya gini, tulisannya amburadul. Sepertinya saya sedang butuh sahabat pena :(

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)