curhatibu.com

Resume Kajian Tafsir Surat Maryam ayat 1 s.d 5 Ust Abdullah Hadrami


Surat ini mengandung kisah yang penuh pelajaran dan nasehat. Allah menceritakan terlebih dahulu tentang Nabi Zakariya dan putranya, nabi Yahya. Permulaan dari surat ini adalah yang dibacakan Ja'far bin Abi Thalib kepada raja Najasyi. Najasyi adalah seorang nasrani, seorang raja yang adil dan tak mendzolimi rakyatnya. Sehingga Rasul mengizinkan umatnya hijrah ke sana. Surat Maryam dipilih Ja'far mengingat raja najasyi adalah seorang nasrani. Para pendeta di sekitar najasyi paham, nangis dan berlinang air mata. Bahkan Najasyi akhirnya masuk Islam, tapi menyembunyikan keislamannya karena khawatir orang sekitarnya belum siap. 

Surat ini surat makiyah, diturunkan pada periode mekah. Urutan ke 19, jumlah 98 ayat. Surat dimulai dengan potongan huruf hijaiyah kaf, ha, ya, 'ain, shod. Maknanya, menurut para salafush sholeh, Allah yang lebih tahu apa maksudnya. Daripada kita menduga-duga, karena memang tidak ada dalil yang menjelaskan. Yang pasti, huruf-huruf itu adalah huruf hijaiyah, dan menunjukkan bahwa quran adalah bahasa Arab. Ini juga menunjukkan mukjizat Alquran. Alquran berbahasa arab, turun di arab yang orang-orangnya sangat ahli bersyair. Dimana tidak satupun bisa membuat semisal quran, meski hanya 1 ayat saja. 

Ayat 2, merupakan penjelasan rahmat Allah kepada hamba-Nya, Zakaria. Zakaria dari bani israil, salah satu dari sekian banyak nabi dari kalangan Bani Israil. Ia adalah tukang kayu, makan dari hasil kerja tangannya itu. Dicritakan bagaimana bagusnya akhlak Zakaria, lalu dikisahkan pula sebab ia mendapat rahmat Allah tersebut. Allah memilih nabi Zakaria untuk mengemban risalah-Nya. 

Ayat 3, "yaitu tatkala ia berdoa kepada Rabbnya dengan suara yang lembut..."
Nabi Zakaria berdoa kepada Allah dengan suara lembut. Mengapa dengan suara lembut?
  1. Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa zakaria menyembunyikan doanya supaya mendapat anak, tidak dinilai mengada-ada / dituduh sebagai orang yang bodoh / orang salah paham, karena usianya yang sudah tua. 
  2. Sebagian ahli tafsir lain berpendapat bahwa doa secara pelan ini lebih dicintai oleh Allah Swt. Allah pun mengetahui suara yang pelan, bahkan yang hanya dalam hati.
Ayat 4 isi doanya, "Ya Rabbi, sesungguhnya tulangku telah lemah, dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepadaMu, ya Rabb-ku!"
  • Nabi zakaria melihat dirinya sudah lemah lahir batin, khawatir sudah dekat ajal. Ia khawatir setelah mati, siapa yang akan melanjutkan dakwah, mengajak kebaikan, menasehati manusia. Maka ia mengadu kepada Allah - bukan mengadu pada manusia.  Kelemahan diri luar (uban) dan dalam (tulang lemah). 
  • Allah paling suka jika ada hambaNya mengaku ketidakberdayaan dirinya di hadapan Allah. Sehingga yang terjadi adalah, "Laa haulaa walaa quwwata illa billah" - menggantungkan daya kekuatan hanya kepada Allah. Allah tidak akan membiarkan hambaNya yang sudah demikian. 
  • Menyebutkan nikmat Allah (yaitu tidak pernah kecewa atas doanya selama ini)  merupakan bentuk tawasul kepada Allah 
Ayat 5 - 6, Sesungguhnya aku khawatir terhadap mawarisku sepeninggalku, sedang isteriku mandul, maka anugerahi aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisiku dan mewarisi sebagian keluarga Ya'qub, dan jadikanlah ia seorang yang diridhoi. 
  • Nabi Zakaria menginginkan anak untuk meneruskan tugas dakwahnya kepada bani Israil. Saat itu belum ada orang lain yang layak menjadi imam dalam agama, maka ia meminta anak untuk menggantikannya nanti. Tujuan punya anak bukan untuk materi duniawi, melainkan untuk dakwah dan agama
  • Nabi Zakaria pun mengadukan kepada Allah bahwa istrinya mandul. Setiap ada musibah/ujian, mengadukan kepada ALlah, karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Tidak boleh putus asa. 
  • Kita harus senantiasa berprasangka baik pada Allah, tidak boleh berputus asa pada rahmat Allah. Tiadalah berputus asa pada Allah kecuali oleh tersesat. Apapun problema yang diberikan Allah, jangan putus asa, nanti akan terlewatkan. Betapa telah banyak problem yang telah lalu, bisa terlewatkan juga.
  • Orang beriman senantiasa percaya pada janji Allah sebagaimana dalam surat al insyiroh. Satu kesulitan itu, banyak kemudahan. 
  • Yang penting, kita harus senantiasa berbuat baik; supaya mendapat rahmat Allah. Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat kepada orang yang berbuat baik. Berbuatlah baik pada Allah, pada manusia. 


Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)