curhatibu.com

Kajian Tafsir Surat Al Baqarah ayat 1-2



Indahnya Surat Al Baqarah
Surat ini pertama kali turun setelah Rasul tiba ke Madinah. Surat ini lah yang menjadikan awal mula cara menjadikan Daulah Islam di Madinah (cara mendidik dan membina agar Islam berkembang di Madinah). Semua surat penting; namun jika dilihat dari maknanya/isinya, surat ini memiliki isi yang terpenting. Jika dilihat dari semua ayat dari awal sampai akhir menerangkan bahwa sesungguhnya Allah ingin menciptakan khalifah di bumi (yaitu kisah Adam, Musa, dan Ibrahim). Kisah Musa bersama bani Israil, kisah Ibrahim bersama kaumnya. Nah, pada surat al baqarah yang ada di juz 2 diceritakan tentang ibadah (shalat, shaum, dsb).

Surat ini diawali dengan kata yang indah, yaitu Alif Laam Miim. Surat ini memiliki 25500 huruf. Lihat betapa besar pahala yang akan kita terima jika membacanya, setiap huruf mendapat kebaikan. Surat ini memiliki 6120 kalimat; dan 286 ayat.

Apa arti Alif Laam Miim? Wallahu alam. Lalu apa makna mengapa diawali dengan ketiga huruf itu? Hanya Allah yang Mengetahui. Tapi mari kita lihat; ketika ada huruf muqata’ah spt Alim lam mim, alif lam ra, nun, dsb; pasti ayat setelahnya adalah terkait dengan Al Quran/kitab. Maka para ulama banyak mengartikan bahwa saat diucapkan kalimat tersebut : adalah sebagai tantangan dari Allah. Alif, Lam dan Ra’ adalah huruf yang kalian punya. Sedang Al Quran Allah memfirmankan dengan bahasa tersebut (yang kalian punya). Maka, jikalau kalian bisa, buatlah yang serupa jika kalian sanggup – pasti kalian tidak bisa membuatnya.

Surat Al Baqarah paling banyak di dalamnya huruf alif, lam, dan lalu mim. Lalu untuk surat Maryam (Kaf Ha Ya ‘Ain Shad) juga demikian – kaf paling banyak, lalu ha, ya, ‘ain shad. Wallahu alam.

Dzaalikal Kitaabu Laa Raibafiihi

Dzalikal kitab : kitab itu (karena kitab ini ada berhadapan dengan kita/dekat). Allah tunjukkan bahwa Al Quran itu dekat dengan kita. Merupakan gambaran bahwa Al Quran ini harus selalu dekat Allah – tidak boleh ada keraguan sama sekali.

Ada seorang professor masuk Islam gara-gara ayat ini. Ada seorang professor asli Mesir tapi tak pernah menginjakkan kaki di Mesir; melainkan di Jerman untuk menyelesaikan studinya. Suatu saat sang professor ingin liburan ke Mesir. Dia mengerti bahasa Arab. Suatu saat di perjalanan, namanya professor, tidak bisa lepas mata dari membaca. Dan timbul keinginan untuk membaca Al Quran. Turunlah ia ke tempat penjualan; lalu membelinya.

Saat membuka Al Quran itu, sang professor heran mengapa pada halaman awal isinya hanya sedikit (yaitu pada bagian al fatihah dan beberapa ayat al baqarah); beliau mengira itu adalah muqadimahnya. Lalu mulailah sang professor membacanya. Al fatihah, lalu al baqarah.

Begitu sampai pada ayat 1 al baqarah, ia bertanya pada supir taxi, “Ini siapa yang cetak?”, “ini siapa yang menulis?”. “Saya tidak pernah membaca buku yang mukadimahnya begitu percaya diri seperti buku ini!”

“Apakah benar ini ga ada salahnya, pak supir?”
“Benar!”
“Memang kamu hafal?”
“Tidak.”

Nah, begitulah.. Lalu professor itu mempelajari Al Quran tersebut, hingga akhirnya masuk islam.
Begitulah Al Quran – tidak ada keraguan di dalamnya.

Hudallilmuttaqiin
Petunjuk bagi orang-orang bertaqwa. Ingat, saat pertama kali membuka al quran, tidak ada keraguan di dalamnya. Allah langsung menekankan bahwa tidak ada keraguan dan kesalahan di dalamnya. Segala cerita / kisah / penjelasan di dalamnya tidak ada keraguan. Jika kita ragu terhadap al quran, maka lepaslah imannya. Bukankah rukun iman ada 6, dan salah satunya adalah iman terhadap al quran. Maka siapapun yang meyakini bahwa al quran saat ini ada yang dikurangi.ditambahi; sungguh telah keluar imannya.

Nah, Al Quran yang Allah turunkan dan tidak ada keraguan ini menjadi huda (petunjuk/hadiah/kebahagiaan/hidayah) yaitu bagi orang bertaqwa (saja).

Ada sebuah kisah, seorang wanita yang datang belajar shalat kepada seorang ustadz. Baru 3 kali pertemuan, si wanita ini telepon minta izin membawa bos nya yang sedang gundah kepada al ustadz. Suami istri (50 dan 60 tahun;tidak islam) datang. Mereka ada pengusaha keduanya. Punya perusahaan masing-masing. Kedua anaknya di luar negeri semua. Tetiba, si ibu gundah; merasa tidak nyaman. Ia berobat ke mana-mana, terapi segala macam; tetap tidak berpengaruh. Nah suatu saat, si ibu itu memanggil wanita tadi yang baru ngaji 3 kali untuk memberi tugas. Tapi saat itu adzan berkumandang; dan wanita itu minta izin untuk shalat. Usai shalat, datanglah wanita kepada si ibu. Melihat wajah si wanita, si ibu penasaran karena merasa adem melihat si wanita. Kata wanita itu, “Saya kan habis shalat dan wudhu bu!”. Lalu mencobalah di ibu wudhu dan shalat, dan merasa tenang.

Dan seterusnya……….akhirnya suami, istri, dan kedua anaknya mendapat hidayah (ceritanya panjang :D)

Hidayah. Hidayah (al quran) ada di hadapan kita, tapi kita jarang tersentuh dengan ayat al quran. Supaya bisa tersentuh, maka jadilah orang bertaqwa.  


Apa taqwa itu?

Taqwa itu perisai/tameng. Mengapa bawa perisai? Untuk menahan serangan. Maka, ketika dikatakan ‘bertaqwalah kepada Allah’ : milikilah perisai yang dapat menghalangi kita dari godaan (setan, dsb).

Setan itu menyerang pada kita : saat kita mendapat kenikmatan, kenyamanan, kebaikan, “Udah, itu hasilmu, tidak perlu bayar zakat infaknya…” – menjadikan kita sombong. Perisai pertama : Syukur.

Setan itu menyerang pada kita : saat kita putus asa. Perisai kedua : Sabar.

Setan itu menyerang pada kita : saat kita merasa nikmat ibadah, setan mengatakan, “Udah, ga usah gitu-gitu banget, biasa aja.. dikit-dikit aja.. cukup cukup..” – merasa cukup ibadah. Tahan dengan perisai ketiga : Istiqamah.

Setan itu menyerang pada kita : saat kita berbuat salah/dosa, setan mengatakan, “udah Cuma begitu saja. Baru sekali doank.. Itu orang lain berkali-kali!” – meremehkan dosa. Tahan dengan perisai keempat : Taubat.

Maka, Al Quran akan terasa kenikmatannya jika kita sudah bertaqwa; memiliki perisai-perisai tersebut. Sehingga kita merasa indah dengan al quran.

Setan itu menyerang pada kita : saat kita telah melaksanakan perisai-perisai di atas, setan mengatakan, “wah..dilihat orang ga ya?” – riya’. Tahan dengan perisai kelima : Ikhlas

Setan itu menyerang pada kita : saat kita telah melaksanakan ke-lima perisai, dia tidak sadar jika berpijak pada sesuatu yang tidak ada tuntunannya dari Al Quran dan Sunnah. Perisai keenam : Al Quran dan sunnah sebagai jalan kita.

Alladziina yu’minuuna bil ghaib
Apa sajakah yang ghaib? Bagaimana pembagiannya? Bagaimana kita menyikapi hal itu? Dan seterusnya akan dilanjutkan pertemuan akan datang. 



(Silakan dengar langsung di sini)

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)