Rasul bersabda dalam hadits
riwayat At Tabrani, “Yang paling pertama kali dihisab atas seorang hamba dari
amalannya adalah amalan shalatnya. Jika shalatnya baik, maka seluruh amal
perbuatannya akan baik. Dan jika shalatnya buruk/rusak, maka seluruh amal
perbuatannya rusak”. Dalam riwayat Ibnu Majah, rasul menyebut dengan kalimat
lain, “Jika shalatnya baik, maka sungguh dia telah beruntung dan sukses. Dan jika
shalatnya buruk, maka sungguh dia telah merugi dan malang”. Rasul bersabda, “Ketahuilah
kalian seluruhnya, sesungguhnya sebaik-baik amalan kalian adalah shalat.”
Shalat adalah sebuah syariat yang
pernah Allah turunkan untuk umat manusia, dan itu adalah sebaik-baiknya
syariat. Rasul bersabda, “Shalat adalah sebaik-baik judul”. Maksudnya adalah
sesuatu yang paling utama yang pernah Allah letakkan di atas muka bumi, yaitu
yang pernah Allah syariatkan untuk umat manusia.
TIDAK TAHU HUKUM SHALAT
Jika ada seorang muslim yang
meninggalkan shalat lima waktu, baik secara menyeluruh maupun sebagian, maka (menurut
pembicara) salah satu penyebab ia meninggalkan shalat tersebut adalah karena
tidak tau bagaimana hukum shalat 5 waktu bagi setiap muslim.
Bagaimana hukum shalat 5 waktu?
Wajib, bagi setiap muslim, baligh, berakal, selain wanita haid/nifas.
Allah berfirman, “Dan hendaklah
kalian seluruhnya mendirikan shalat” à
Wa aqiimushshalat. Allah mengulangi ayat ini sebanyak 8 kali di dalam Al Quran.
Menunjukkan bahwa selain ini adalah perintah, ini merupakan penekanan atas hal
tersebut.
Allah berfirman dalam surat Al
Baqarah 238, “Peliharalah kamu
(kerjakanlah dengan tetap dan sempurna pada waktunya) segala sembahyang fardu,
khasnya sembahyang yang Wusta (sembahyang Asar), dan berdirilah kerana Allah
(dalam sembahyang kamu) dengan taat dan khusyuk.”
Maka, shalat 5 waktu hukumnya
wajib; untuk muslim, baligh, berakal; kecuali wanita haid dan nifas. Bahkan,
orang sakit pun wajib shalat, dalam kondisi yang dia sanggupi; pun sekedar
isyarat kedipan mata. Tidak gugur darinya shalat 5 waktu selama akalnya masih
ada.
TIDAK TAHU TINGGINYA KEDUDUKAN SHALAT 5 WAKTU
Jika ada seorang muslim yang
meninggalkan shalat lima waktu, baik secara menyeluruh maupun sebagian, maka (menurut
pembicara) salah satu penyebab ia meninggalkan shalat tersebut adalah karena tidak
tau tingginya kedudukan shalat 5 waktu.
Seseorang dimudahkan dalam
beribadah oleh Allah adalah sebuah kenikmatan yang luar biasa. Dalam
kesibukannya, ia mudah meluangkan waktu untuk bersegera ke masjid, wudhu,
shalat rawatib, menunggu adzan iqamah. Karena sebagian orang banyak yang merasa
berat dalam menjalankan syariat Allah tersebut. Tidak semua orang dimudahkan
shalat di masjid, mengeluarkan zakat, sedekah, pergi haji, dan seterusnya. Maka,
mudah dalam beribadah adalah nikmat Allah.
Bagaimana kedudukan shalat tersebut?
Dalam sebuah HR Bukhari, “Islam
didirikan di atas 5 perkara, yang pertama 2 kalimat syahadat, mendirikan
shalat, berpuasa, membayar zakat, menunaikan ibadah haji”. Maka, kedudukan
pertama adalah bahwa shalat rukun
Islam.
Shalat, Rukun Islam
Rukun adalah bagian yang paling
kuat. Rukun adalah sesuatu yang dengan-nya, sesuatu tersebut akan jadi; dan dia
adalah bagian dari sesuatu tersebut. Maka jika tidak ada rukun, tidak ada
Islam. Tidak ada shalat, maka tidak ada Islam. Karena rukun adalah bagian dari
Islam, dan yang menyempurnakan rukun tersebut, dan dia adalah bagian yang
paling kuat.
Sholat, Tiang Agama
Hadits dari Mu’adz bin Jabal, Rasul
bersabda, “Pokok dari perkara adalah Islam. Sesuatu yang paling tinggi adalah
Islam. Dan tiangnya adalah shalat.”
Sholat, Wasiat Terakhir
Rasulullah
Dalam sebuah hadits, Ummu Salamah
bercerita, “Nabi ketika dalam keadaan sakaratul maut, Rasul bersabda, jagalah
shalat jagalah shalat dan berbuat baiklah pada budak-budakmu”. Maksud jagalah
shalat adalah Jagalah shalat tersebut dengan selalu mengerjakannya dan jangan
sampai sekali-kali meremehkannya, dan takutlah kalian atas siksa yang didapat
akibat meremehkan shalat.
Sholat, Perintah Rasul pada Anak
Sebelum Baligh
Rasul memerintahkan untuk kita
menyuruh anak usia 7 tahun shalat. Dan saat 10 tahun anak tidak mau shalat,
diperbolehkan untuk memukul anak. Rasul bersabda, “Perintahkan kalian, anak-anak
kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun, dan pukul mereka
ketika mereka berumur 10 tahun”.
Dalam hadits tersebut, ada
pelajaran terbaik tentang pendidikan anak dalam Islam, yaitu Boleh orang tua memukul
anak dalam mendidiknya. Kapan boleh memukul? Yaitu setelah ribuan kali
memberitahu sang anak. Bukankah jarak usianya antara member tau dan memukul
adalah 3 tahun (usia 7 s.d 10 tahun).
TIDAK TAHU ISTIMEWA/KEBAIKAN di DALAM SHALAT
Jika ada seorang muslim yang
meninggalkan shalat lima waktu, baik secara menyeluruh maupun sebagian, maka (menurut
pembicara) salah satu penyebab ia meninggalkan shalat tersebut adalah karena tidak
tau keistimewaan/kebaikan yang ada di dalam shalat.
Shalat, Menghapus Dosa-Dosa
Rasul bersabda, “Apa pendapat
kalian, kalau ada orang mandi di sumur di depan rumahnya setiap hari 5 kali,
kira-kira masih tersisa tidak kotorannya?” Kata Sahabat, “Tidak tersisa
sedikitpun.” Kata Rasul, ”Yang demikian itu seperti shalat 5 waktu yang mana
menghapuskan kesalahan-kesalahan” (HR Muslim)
Kita, manusia itu banyak dosanya.
Allah berfirman, “Dan Allah telah memberikan kepada kalian seluruh apa yang
kalian minta. Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, maka kalian tidak akan
bisa menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat dzalim”
Pelajaran yang bisa kita ambil
adalah cara pertama agar kita bisa bersyukur kepada Allah : Lihat nikmat Allah
yang telah Allah berikan kepada kita. Bukan pada orang lain. Menghitung nikmat
Allah pada kita adalah untuk supaya kita tidak dzalim. DIberi mata, melihat
yang diharamkan. Diberi telinga, mendengar yang diharamkan. Diberi tangan,
mengambil sesuatu yang diharamkan. Nah, jika dzalim, seseorang akan kufur pada
nikmat Allah Swt.
Shalat sebagai penghapus dosa
sangat dibutuhkan oleh manusia karena manusia tidak bisa luput dari dosa;
sebagaimana telah disematkan oleh Allah bahwa manusia adalah sangat dzalim dan
kufur kepada nikmat Allah.
Dalam nikmat lain, Allah berfirman,
“Sesungguhnya manusia itu orang yang selalu berbuat dzalim dan kebodohan”. Nabi
menegaskan bahwa kita sangat banyak dosa, HR Tirmidzi, “Setiap anak manusia
adalah orang yang selalu melakukan kesalahan. Dan sebaik-baik pelaku kesalahan
adalah orang yang senantiasa bertaubat kepada Allah”
Sholat, Penentram Keresahan Hati
Dengan sholat, hati tidak akan
resah, galau, sempit dan sering mengeluh. Para ulama mengatakan, “Jika engkau
mengadukan nasibmu kepada anak manusia, sesungguhnya engkau telah mengadukan
Allah Yang Maha Pengasih Penyayang kepada makhluk yang tidak mengasihi.”
Maka cara agar lapang dada dan
selalu puas dengan apa yang diberikan Allah adalah lekas mengambil air wudhu
dan shalat. Surat Al Hijr 97-98, “Sungguh Kami benar-benar mengetahui bahwa
dadamu (Muhammad) menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan. Bertasbihlah
dengan memuji Rabb-mu, dan jadilah kamu di antara orang-orang yang sujud
(mengerjakan shalat)”. Perbanyaklah dari mengingat Allah, bertasbih memuji
Allah, dan mengerjakan shalat, karena sesungguhnya itu melapang dada, meluaskan
rasa, dan menolong engkau atas perkara-perkara engkau.
Sholat, Penyebab Masuk Surga
Orang yang senantiasa menjaga
sholat 5 waktu, maka itu menjadi penyebabnya masuk surga. Rasul bersabda, “Lima
shalat yang telah Allah wajibkan atas hamba-Nya, barangsiapa yang senantiasa
mengerjakan shalat 5 waktu tersebut, tidak pernah meremehkan, maka merupakan
hak bagi Allah untuk memasukkannya ke dalam surga” (HR Abu Dawud)
Nikmat surga yang paling rendah;
yaitu yang diberikan kepada seorang paling terakhir masuk surga. Seorang tersebut
bertanya, “Bagaimana aku bisa masuk? Orang sudah mengambil tempat/kapling
masing-masing!”, Allah berkata, “Maukah engkau memiliki kekayaan seperti salah
satu dari raja-raja dunia?”. Orang tersebut berkata, “Aku mau, Rabbku!”. Allah
berkata, “Engkau akan memilikinya! Kekayaan salah satu raja-raja dunia; dan
semisalnya semisalnya semisalnya semisalnya semisalnya!” à 5 kali kekayaannya.
Jika orang tersebut tidak berkata, “Cukup Rabbku!” niscaya Allah akan
melanjutkan ‘semisalnya’ tersebut. Lalu? Masihkah kita meninggalkan ajakan Hayya alash shalaah….?
TIDAK TAHU SIKSA BERAT JIKA MENINGGALKAN SHALAT
Jika ada seorang muslim yang
meninggalkan shalat lima waktu, baik secara menyeluruh maupun sebagian, maka (menurut
pembicara) salah satu penyebab ia meninggalkan shalat tersebut adalah karena tidak
tahu siksa berat meninggalkan shalat.
Sebuah kaidah disebutkan oleh
Ibnu Katsir, “Barangsiapa yang mencintai sesuatu dan dia dahulukan daripada
ketaatan kepada Allah, maka dia akan disiksa dengan sesuatu yang dicintai tersebut!”
Contoh : dalam surat At Taubah
Allah berfirman, “Orang yang menyimpan harta, emas dan perak dan tidak mau
menafkahkannya di jalan Allah, maka berikan siksa yang pedih di akhirat.”. Emas
itu akan dipanaskan di nerasa, lalu diletakkan kepada bagian-bagian tubuhnya. Contoh
: Abu Lahab lebih mencinta istrinya, maka pada hari kiamat nanti yang
menyiksanya adalah istrinya sendiri. Siapa yang meninggalkan shalat karena
pekerjaannya, dia akan disiksa dengan sesuatu yang dia cintai.
Orang yang mendapat siksa di
neraka adalah yang meninggalkan dan meremehkan shalat. Setiap yang meremehkan
shalat itu pasti menuruti hawa nafsu. Maka, pada hari kiamat, ia akan mendapat
keburukan (Lembah di neraka jahannam sangat dalam, dan baunya busuk).
CARA BERTAUBAT DARI MENINGGALKAN SHALAT
- Bertaubat dengan sebenar-benarnya. Tidak ada yang bisa menebus dosa meninggalkan shalat kita kecuali bertaubat
- Tidak perlu mengqada’ shalat yang telah ditinggalkan secara sengaja
Kesalahan : mengqada’ shalat lalu
setelah shalat fardhu sehari-hari, memperbanyak shalat di masjid nabawi,
membayar sedekah
BERDOALAH SELALU KEPADA ALLAH
“Rabbij’alni muqimashshalat wa
mindzurriyati Rabbana wataqabbal du’a”
“Jadikanlah aku dan keturunanku
orang-orang yang mendirikan shalat, Wahai Rabbku, terimalah doaku”
sumber : di sini
Post a Comment