Hattaazur tumul maqaabir, “Sampai
kalian ziarah kubur”
Allah Azza wa Jalla memakai kata zur tum. Apakah maksudnya sampai mereka
berziarah kubur, atau sampai mereka mati?
Ada dua penafsiran yang
disebutkan para ulama :
Pertama : sampai mereka mati (masuk ke dalam kubur).
Orang-orang itu saking lalainya, tidak ada sesuatupun bisa menyetopnya kecuali
kematian. Bukankah tidak sedikit manusia yang ambisi duniawinya begitu besar,
hingga tak bisa dihentikan kecuali jika datang kematian padanya?. Sebagaimana
hadits yang telah dibahas pertemuan sebelumnya, bahwa jika manusia diberi harta
2 lembah, maka pasti dia akan meminta lembah ketiga. Tidak ada yang bisa
memenuhi perut bani Adam, kecuali tanah (kubur). Orang-orang tersebut baru
merasa kenyang jika sudah makan tanah (kubur).
Mengapa Allah memakai kata Ziarah
untuk mengungkapkan kematian? Ziarah artinya berkunjung. Yang namanya
berkunjung itu pasti akan pulang. Nah, orang yang mati; apakah dia akan pulang?
Bukankah orang yang meninggal tidak akan pulang lagi ke dunia?
Jawabnya adalah karena orang yang
meninggal dikubur tak akan menetap selamanya di situ. Dia akan pulang,
kehadirat Allah Swt, yaitu ketika hari kiamat. Allah berfirman dalam surat Al
Adiyat ayat 9, “Tidakkah mereka tahu manakala apa yang ada di dalam kuburan itu
dikeluarkan?”. Manusia akan dibangkitkan, dan dihisab amalnya. Dalam sebuah
hadits, Rasul bersabda, “Sesungguhnya kuburan itu hanya merupakan awal perjalanan seseorang di alam
akhirat.”
Kita menyadari kekeliruan
orang-orang menyikapi orang yang sudah meninggal, “Sudah sampai pada
peristirahatan terakhir”. Padahal, kuburan itu justru awal perjalanan! Setelah
kuburan masih ada yang lainnya. Hati-hati. Jangan-jangan, istilah seperti ini
diselipkan oleh orang-orang yang menginginkan muncul keraguan tentang hari
pembalasan.
Kedua : sampai kalian berziarah kubur. Maksudnya : sampaipun
kalian sedang ziarah kubur, kalian masih tetap lalai karena bermegah-megahan
itu. Meskipun makna kedua ini dinilai lemah oleh sebagian ulama, tapi kita
sadari hal ini memang benar. Banyak orang yang meskipun sudah berziarah, tetap
tidak berpengaruh. Bahkan, orang sekarang justru banyak yang berbangga-bangga
dengan kuburannya. Status sosial diukur dari mewahnya kuburan tersebut. Ada
yang membeli kuburan seharga sekian puluh juta.
Ziarah kubur itu bermacam-macam.
Konsepnya ada 2 : yang benar, dan yang salah.
Ziarah kubur yang benar adalah
jika 1. Tujuannya mengingat akhirat. Nabi bersabda dalam hadits imam ibnu majah
(shahih), “Berziarahlah kalian ke kuburan”. Mengapa? “Karena ziarah kubur itu
akan mengingatkan kalian kepada akhirat; 2. Tujuan kedua adalah untuk mendoakan
ahli kubur, dalam HR Imam Muslim, Nabi mengajarkan kepada para sahabat untuk
mengucapkan salam (doa) kepada ahli kubur dari kalangan muslimin dan mukminin;
Tujuan ketiga adalah untuk meneladani rasul; rasul pernah bersabda, “Saya
pernah melarang kalian ziarah kubur. Adapun sekarang, silakan ziarah kubur”.
Ziarah kubur yang salah, hukumnya
terbagi jadi 2
Pertama, ziarah kubur yang
bermuatan syirik. Contoh : ziarah yang bertujuan meminta-minta pada ahli kubur.
Padahal, seharusnya kitalah yang mendoakan ahli kubur. Contoh yang lain :
ziarah yang bertujuan nazar atau berkurban untuk ahli kubur; bukan untuk Allah.
Kedua, ziarah kubur yang hukumnya
bid’ah. Contoh : ziarah kubur yang tujuannya untuk menjalankan ibadah-ibadah
yang tidak dicontohkan oleh Nabi untuk
dilakukan di kuburan. Misalnya ziarah kubur dengan tujuan untuk membaca qur’an.
Yang jadi masalah bukan membaca qurannya, tapi yang jadi masalah adalah mengapa
membacanya di kuburan. Rumah yang tidak dibacakan quran di dalamnya adalah
seperti kuburan; sebaliknya maka kuburan itu bukan tempat membaca quran. Contoh
lain : ziarah kubur karena ingin melaksanakan shalat di sana. Padahal rasul
telah menegaskan, “Janganlah kalian duduk di atas kuburan, dan janganlah kalian
shalat menghadap kuburan” (HR Muslim)
Post a Comment