curhatibu.com

Dinamika STAN 2008


Lagi pada asyik dengan perbincangan DINAMIKA STAN 2013 ni.. :) Jadi pengen juga sharing ke-asyik-an dinamika saya dulu waktu tahun 2008. 

Ospek atau di sini disebut dengan DINAMIKA (Studi Perdana Memasuki Kampus) adalah yang kedua kalinya saya rasakan. Yang pertama, saya merasakan Ospek di Universitas Diponegoro - Semarang. Membandingkan keduanya, tentunya sangat berbeda. Lebih asyik dan seru di STAN. Di Undip, acaranya terbilang monoton, sekedar berbincang dengan petinggi kampus, dosen, lalu jalan-jalan berkeliling kampus, permainan/games, dan selesai. Hukuman? Ada. Jika terlambat. Dan itu saya alami di hari pertama. Dengan jarak tempuh kosan-kampus yang lumayan jauh, ditambah ada sedikit 'kericuhan' sebelum berangkat di kosan; alhasil kami belasan orang terlambat, harus berdiri di depan semua mahasiswa Kedokteran, lalu panitia mengatakan, "Kalian telah membunuh sekian belas pasien karena keterlambatan kalian!". Wew...serem juga ya. Setelah itu, kami belajar untuk lebih memperhitungakan semuanya. Ya, setidaknya, itu yang saya ingat dengan betul betul, atas dinamika kami di Undip dulu. 

Keluar dari Undip, saya resign, memutuskan masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, yang mau belajar apa aja saya tidak tahu. Dan segera, mengalami masa-masa yang berbeda. Terutama, ketika awal-awal masuk di sana. 

Diawali dengan Daftar Ulang yang panitianya sangat amat ramah dan selalu tersenyum; lalu masuklah kami ke sebuah episode yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya.. #bukanmaksudlebay

Ada hal yang berbeda; sangat berbeda saya rasakan pada Dinamika Stan dan Ospek saya di Undip. 


Kelompok dinamika kami terpisah, antara putra (maba) dan putri (miba). Saat di undip, kami bercampur saja tak masalah. Tapi di STAN, bercampur menjadi 'masalah'. Maka kami dipisah. Kami diberi 1 orang pembimbing, tentu seorang mahasiswi, atau kami menyebut dengan rakanita. Awalnya saya tidak terlalu memikirkan alasannya. Tapi, selama menjalani Dinamika, saya baru paham mengapa demikian. Ya, rupanya sudah menjadi tradisi bagi Dinamika STAN untuk memisahkan kelompok seperti ini. Ada yang bilang, awalnya karena jumlah miba yang terlampau sedikit, sehingga rasanya tidak ahsan kalau harus dicampur dengan maba. Tapi kalau yang saya rasakan, pembagian yang demikian sesungguhnya sangat menguntungkan kami dalam melakukan berbagai aktivitas selama Dinamika. 

Kami harus mengerjakan tugas bejibun; dan otomatis kami butuh kumpul. Biasanya sampai malam. Sangatlah tidak nyaman kalau harus berkumpul mengerjakan tugas di kosan laki-laki, atau di kosan perempuan yang notabene biasanya ibu kos tidak mengijinkan ada lawan jenis masuk. Selain itu, juga akan sangat sulit mengerjakan tugas di kampus, mengingat penerangan (lampu) di kawasan STAN kalau malam itu gelap, remang-remang. Nah, dengan kelompok yang sejenis begini, akan memudahkan kami mengerjakan di rumah salah satu anggota kelompok. Pastinya, ibu kos tak akan komplain karena memang sama-sama perempuan. Apalagi kita bisa lebih santai, makan, sembari duduk duduk atau bebaringan kalau lelah, dan tak segan karena sama-sama perempuan. Itu satu hal.

Hal lain lagi, yang menjadi sesuatu yang baru bagi saya. Bayangkan saja, kami Dinamika kan tidak selalu ada di satu gedung atau satu ruangan. Kami pindah dari ruang satu ke ruang lain, dari gedung ke lapangan, dan seterusnya. Dan alangkah lama waktu yang dibutuhkan jika kami hanya berjalan saat moving. Maka adalah selalu masa yang saat itu terasa melelahkan, tapi rupanya sering membuat kami merindukannya; yaitu saat-saat panitia berslayer merah datang dan panitia acara mengomandokan kami untuk moving (lari-lari) pindah ke tempat lain. Nah, yang mengesankan di sini adalah setiap kami (miba) moving, raka acara selalu mengomandokan kepada maba, "Maba silakan menundukkan kepala!". Awalnya terasa aneh; tapi rupanya ini semacam bentuk penghargaan seorang laki-laki terhadap wanita. Koq bisa begitu? Ya. Wanita itu terjaga, harus terlindungi. Dari apa? Kalau moving, khawatir ada miba terpeleset jatuh, nah khawatir pas jatuh ada aurat terbuka, maka miba itu aman karena maba telah menunduk. Kalau moving, pas ada miba merasa dirinya tampilannya kurang enak diliat, miba itu aman karena maba telah menunduk. Termasuk, kalau pas moving ada miba yang cuantik, miba pun aman dari godaan maba (sekalipun hanya lirikan iseng) karena maba menunduk. Hehe... intinya, kita sebagai wanita kan sering merasa kurang nyaman ya kalau jalan melewati segerombolan pria; entah takut ada yang ganggu, atau minimal pastilah ada perasaan tidak nyaman entah apa itu. Nah, di sinilah saya merasakan aman, meskipun jumlah kami (miba) sedikit dibandingkan dengan maba. 


Apa lagi ya? Oh ya... Kami sebagai miba sungguh merasa aman saat Dinamika. Terutama terkait dengan shalat. Panitia selalu memberikan kami waktu yang cukup untuk kami shalat. Dan pastinya, selama se-pekan DINAMIKA, bisa dikatakan hanya 1 kali kami agak terlambat shalatnya, yaitu hari terakhir waktu euforia peresmian kami sebagai mahasiswa baru. Hehe.. itupun karena kaminya yang terlalu bahagia, seolah tidak mau pisah sehingga masih juga pakai kumpul ama temen sekelompok. Acaranya sih sudah selesai. Hehe.. Jadi, setiap waktu shalat : Dhuhur dan Ashar kami berjama'ah. Tempatnya juga berbeda antara miba dan maba. Terpisah ruang dan waktu (lebay). Kami di gedung ujung, maba di gedung G (kalau ga salah). Jadi aman. Gedung yang kami gunakan untuk wudhu dan shalat steril dari makhluk bernama pria. Jadi kami bisa leluasa wudhu (dibuatkan tempat wudhu darurat di depan kelas-kelas), dan shalat. Aman. 

Oh iya, tempat duduk kami saat di hallroom setiap ada seminar juga terpisah. Iya donk! Yang miba berada di duduk-an atas; yang maba ada di selasar bawah (ruang utama). So, kami aman. Kan bisa bahaya kalau pas kami duduk dengan posisi ga jelas, padahal kami pakai rok; bisa-bisa keliatan ama maba, kan malu. Dengan kami di atas, kami bisa leluasa untuk bergerak. :)

Eh, terkait pakaian, miba memang pake rok. Dan harus pake rok panjang. Bayangkan saja kalau kami boleh pakai rok pendek.. hiiii... bakal menarik perhatian kaum maba. :3 Dan yang anehnya...meskipun kami udah pakai rok panjang, kami masih disuruh oleh panitianya menggunakan training -_-. Duh, panah banget ga sih! Awalnya ngerasa gitu, tapi kesininya, jadi merasa lebih nyaman dan aman lho pakai training. Kalau lagi duduk-duduk gitu, ga khawatir roknya tersingkap; meskipun duduknya bareng miba juga. Dan lebih enak untuk diajak berlari! Lah kan kita moving setiap saat; lari-lari sist! Riweuh aja kalau lari pake rok, rok panjang lagi. Tapi dengan pake training di dalamnya; satu tetap terlihat anggun/sopan dengan rok, dan kita bisa lari dengan mudah karena kan si roknya bisa agak kita tarik ke atas dan kita tidak khawatir dengan terlihatnya kaki kita; ada training :)


Oh iya; di DINAMIKA Stan itu, kita tidak perlu menanggung malu dengan penampilan yang aneh-aneh. Ya, kita justru terlihat gagah (yang maba) dan anggun (yang miba). Dengan pakaian kemeja berdasi, berpeci hitam nasional, bersepatu hitam, bertas ransel hitam, dan ber-name tag. Tidak ada dandanan aneh-aneh lainnya. Ini sangat membuat kita lebih percaya diri. Dibandingkan dengan beberapa universitas lain yang harus pake kuncir sana sini, tas aneh aneh, topi apalah itu, dsb. 

Dan yang menjadikan aman di DINAMIKA yang saya rasakan adalah semua jenis panitia (acara, peneva, medis, perlengkapan, dokumentasi, mentor, dll) itu selalu ada dua jenis; untuk maba dan untuk miba. Tidak perlu khawatir saat ada yang pingsan lalu yang datang adalah raka lalu menggotong kita! Hehe.. Pemeriksaan kelengkapan dan kedisiplinan pun dilakukan oleh rakanita peneva. Jadi tidak perlu khawatir, saat ada pemeriksaan seragam, ikat pinggang, dasi, atau kelengkapan di tas, yang memeriksa adalah rakanita (perempuan) tidak perlu kita jadi malu. Tukang dokumentasi juga dari rakanita yang tentunya sudah terlatih. Sehingga tidak perlu khawatir ada raka yang ngambil foto aneh-aneh, atau menggunakan kesempatan untuk mengabadikan kecantikan seorang miba, misalnya. Hehe.. 

Sudah sih.. Apalagi ya? Oh iya, kita juga tidak bisa dengan tanpa alasan bertemu dengan maba, atau bahkan raka. Acara games, senam, olahraga, moving, dll dilakukan dengan jarak antara maba dan miba. So, tidak perlu khawatir saat senam ada yang ngeliatin (wkwkwkwk). hehe... Dan tidak perlu khawatir ada games yang kita harus berpegangan tangan dengan para maba >.<.  Begitulah...

Btw... Begitulah, hanya sebagian kecil dari nilai-nilai yang ditanamkan pada saat Dinamika di STAN. Kalau terkait acara sih ndak terlalu saya bahas di sini. Standar sih, ada ceramah umum orang-orang penting, training motivasi, games, pemutaran film, atraksi dari maba/miba, pagelaran seni, dsb. Saya hanya ingin membahas sesuatu yang terkesan simple, dan mungkin sering dianggap biasa saja. Hehe.. Ya memang biasa sih. Tapi kalau dicermati, banyak hal positif yang saya dapat. 

Mungkin ada yang berpikir koq terkesan ada diskriminatif banget ya, pake dipisah-pisahin; toh nanti saat kuliah atau kerja pun tidak ada yang demikian, kita harus bergabung dengan kaum adam? Nah, justru itulah. Pelajaran nilai terkait batasan hubungan antara laki-laki dan perempuan tidak akan lagi dengan mudahnya kita dapatkan di lingkungan perkuliahan dan kerja. Hehe... Bukankah dinamika itu perkenalan apa yang kita alami nanti di kampus? Benar. Tapi, alangkah baiknya, hal-hal kecil ini terkait penghormatan untuk para wanita bisa ditanamkan terlebih dahulu. Supaya nanti tidak kebablasan. Hmm..tapi koq rasanya terlalu memojokkan maba ya; semacam terlalu berpikiran buruk? Eh, siapa bilang? Hal yang kayak gini juga berlaku sebaliknya. Si maba pun merasa lebih aman, si maba pun merasa lebih leluasa, dan si maba pun terjaga dari pandangan/perilaku yang tidak semestinya. 

Hm..ada yang menarik lagi; baru inget. Setiap eksekusi hukuman dalam DINAMIKA, yaitu push up atau hukuman fisik lainnya, panitianya juga ikutan melaksanakan hukuman tersebut. Kalau maba/miba harus push up 20 kali, raka/rakanita peneva juga harus melakukan yang sama. Bahkan, kalau ada yang mendapat hukuman paling berat untuk fisiknya, raka/rakanita juga melakukan yang paling berat. Keren kan? Hal seperti ini semacam menunjukkan, "Saya di sini bukan atasan kalian, yang hanya nyuruh nyuruh saja! Saya adalah pembimbing kalian, sehingga kalau kalian salah yuk kita perbaiki bersama". Mantap dah!


Eh, udahan dulu ya. Ini tulisan sekedar tulisan saja; bukan kritik atau sejenisnya. Sekedar mengenang ternyata dulu saya pernah mengalami masa indah di Dinamika. Terlepas dari kegiatannya, tapi ada banyak nilai yang ingin ditanamkan di sini. :) Semoga nilai yang baik dapat terus dipertahankan, dan nilai yang kurang baik dapat dihilangkan / diperbaiki.


Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)