curhatibu.com

Berpikir Kreatif dengan OTAK KANAN

Kultwit berikut ini akan membahas materi yang disampaikan oleh Sdr Ippho Santosa dalam Agenda Capacity Building Motivasi & Integritas, yang diadakan oleh Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan, pada tanggal 9 Oktober 2012 pk.09.00 s.d 11.30

Tujuan kajian ini adalah PERUBAHAN MINDSET, cara berpikir kita, manusia pada umumnya
Yaitu bagaimana kita merubah pola pikir menjadi GOLONGAN KANAN. 
Siapakah golongan kanan?

Golongan kanan adalah orang-orang yang fleksible, mudah beradaptasi dengan lingkungan dan situasi baru, dan berbeda. Dinosaurus, meskipun kuat dan besar, tak mudah beradaptasi, maka ia punah. Komodo, meski kecil, bisa beradaptasi, sehingga binatang purba itu masih hidup sampai sekarang.

Golongan kanan adalah orang-orang yang suka ber-MIMPI BESAR, suka ber-IMAJINASI. Mengapa ia berani bermimpi besar? Ia berani bermimpi besar, karena ia yakin Allah Maha Besar. 

Termasuk juga, ia yakin bisa kaya, karena ia yakin pula bahwa Allah Maha Kaya. Tidak ada yang tidak masuk akal baginya. Karena baginya, sesuatu itu bukanlah 'tidak masuk akal', melainkan AKAL KITA BELUM MASUK ke dalam sesuatu itu! Supaya masuk? Gunakan otak kanan.

Karena IMPIAN BESAR akan MENARIK SUMBER-SUMBER BESAR!Dan otak kanan yang berani bermimpi besar. Impian, hingga melibatkan tindakan yang besar. 

Sedang otak kiri, bisa jadi terlalu menghitung. Pola pikir lateral, urut, berdasar logika semata. Kalau cukup, sedekah. Kalau tidak cukup, tidak sedekah. Kalau kaya, umroh. Kalau tidak kaya, umrohnya nanti saja. Kalau sudah mapan, menikah. Kalau belum mapan, belum menikah juga. 

Dan kanan, pola pikir yang sebaliknya. Tidak melulu urut. Bisa dibilang, acak. Atau tidak banyak berpikir. Mungkin tidak logis, atau dianggap terlalu mengawang. Bukan lagi 'sedekah kalau cukup', melainkan 'sedekah supaya cukup'. Bukan lagi 'umroh kalau kaya', melainkan 'umroh untuk di sana berdoa supaya kaya'. Bukan lagi 'menikah kalau sudah mapan', melainkan 'menikah supaya hidup menjadi mapan.'

Padahal sedekah mengayakan. Padahal sedekah menyehatkan
Padahal menikah menentramkan. Padahal menikah menyehatkan, dan mengayakan.
Ini golongan kanan.

Golongan kiri, biasanya banyak berencana. Bahkan rumit, detail. Tapi, sayangnya, tak banyak mereka beraksi. Menyempurnakan di awal, tapi eksekusi tak berjalan sampai akhir. Ibarat golongan kiri akan belajar berenang, ia masuk ke toko buku. Beli buku "tutorial renang". Dipelajari berbulan-bulan, sampai hafal teori, bahkan hafal kalimat per halaman. Tapi kemudian, eksekusi tak sempurna. 

Sedang golongan kanan, tak banyak berencana. Asal-asalan? Mungkin. Tapi ia banyak aksi. Ibarat belajar berenang, ia tidak lagi terlalu pusing dengan teori. Ia ajak seorang kawan yang ahli, lalu berdua masuk kolam renang. Satu dua jam belajar, bisalah ia menguasaii teknik dasar. Selanjutnya, penyempurnaan aksi ia lakukan kemudian. 

Pelangi Ikhtiar
 
Apa beda orang miskin dan orang kaya? Orang miskin, dalam hari-harinya, lebih banyak menggunakan "atau", sedang orang kaya lebih banyak menggunakan "dan".

Orang miskin berkata, "Hari ini, aku makan tempe goreng atau ayam bakar?"
Orang kaya berkata, "Hari ini, aku makan tempe goreng dan ayam bakar!"

Orang miskin bertanya, "Kita mau beli motor atau mobil?"
Orang kaya berkata, "Kita beli motor dan mobil!"

Termasuk dengan pernyataan, 
Orang miskin berkata, "Saya mau bahagia di dunia atau di akhirat ya?". Kenapa tidak mengubah tanya, "Saya mau bahagia di dunia dan akhirat!"

Dengan cara apa?
Golongan kiri, biasanya akan terbatasi oleh logika, yaitu ada hal-hal tertentu yang tidak mungkin. Tidak mungkin bisa mendapat gaji sekian, tidak bisa menjadi kepala subdit, dan seterusnya. 
Sedang golongan kanan, ia dia berpikir bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Jika Allah Berkehendak. 

Termasuk, mengubah nasib dan taqdir Illahi.
Taqdir diubah? Ya. Allah yang berkuasa mengubahnya, yaitu dengan melihat bagaimana kita, terhadap takdir itu. Adakah ikhtiar maksimal dilakukan?

Kalau nasib? SAMA. Allah bisa saja mengubah nasib dan taqdir kita, yaitu dengan melihat amalan kita. 

Jadi sebenarnya adalah "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (Ar Ra'du : 11)

Kalau miskin, nasib atau taqdir?

"dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan, dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan, Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian yang lain (kebangkitan sesudah mati), dan bahwasanya Dia yang memberikan KEKAYAAN DAN MEMBERIKAN KECUKUPAN" (Q.S An Najm  43-48)

Kemiskinan? Allah hanya memberikan kita kekayaan, dan kecukupan. Kemiskinan? Adalah salah manusia sendiri. Sebagaimana bencana alam, kerusakan, dan sebagainya. 

Pentingnya Keberkahan dalam Setiap Pelangi Ikhtiar
 
Pastikan harta berkah (perolehan dan penggunaannya). Karena, harta berkah, bikin hidup jadi mudah. Harta tak berkah, maka hidup menjadi susah dan bermasalah

Jauhkan dengki! Dengki dan penyakit hati menutup rezeki. Tidak ada orang lain yang sanggup menghalangi rizki kita. Hanya diri kita, yang lebih sering menyimpan dengki dan ketidakikhlasan kala orang lain beroleh rizkinya.Karena dengki ibarat "Engkau minum racun, dan engkau berharap orang lain mati karena itu!". Maka, berlapanglah terhadap pencapaian rizki orang lain. Keberkahan akan datang.

Sepasang Bidadari
Dua orang yang akan membuat hidup kita sukses, mulia, berkah. Siapa? 

Bidadari pertama adalah Ibu/orang tua/mertua
Bidadari kedua adalah istri/suami

Ketika hubungan kita dengan keduanya SELARAS, maka PERCEPATAN luar biasa yang akan terjadi
Ketika hubungan kita dengan keduanya TIDAK SELARAS, maka PERLAMBATAN luar biasa yang justru terjadi

Bagaimana hubungan SELARAS itu? Ketika NIAT/IMPIAN/PIKIRAN kita SAMA, dan TERSAMBUNG. Maka pertanyaannya, pernahkah kita menyampaikan impian-impian kita kepada kedua bidadari kita? Kepada orang tua dan mertua, serta kepada istri/suami kita? Supaya, percepatan pencapaian impian itu akan terjadi, karena kekuatan doa dan dukungan dalam hubungan selaras tersebut.

Apa itu NIAT? Niat adalah sesuatu yang diletakkan paling awal, tapi paling berpengaruh dengan hasil akhir. Niat adalah sesuatu yang tidak tampak nyata, tapi akan sangat kelihatan di akhirnya. Maka, jika niat sudah terkoneksi antara kita dan bidadari-bidadari kita, lihatlah bahwa percepatan itu terjadi. 

Mengapa orang tua / mertua mendapat posisi yang sangat spesial?

Ingat bahwa, MEREKA SELALU MENOMORSATUKAN KITA, sedang kita, lebih sering menomorsekiankan mereka. Maka tidak heran jika, BERBAKTI MENGUNDANG REZEKI, DURHAKA MEMBAWA PETAKA. Orang yang durhaka, sebagaimana Malin Kundang, Hidupnya akan membatu. Rezekinya terhenti. Kehidupannya tak mengalir. Semuanya serba menyulitkan. 

Bagaimana BERBAKTI?

Waktu, di Jakarta (khususnya), menjadi sangat berharga. Bahkan, menjadi hal yang sangat sayang jika terlewatkan tanpa kebaikan dan hasil. Ya, waktu sangat MAHAL. Lalu, bagaimana agar waktu itu cukup dan menjadi berkah, bukankah waktu adalah salah satu rezeki yang pastinya kita cari keberkahannya juga?

Jika ingin cukup dan berkah 'waktu' kita, maka sisihkan waktu bersama orang tua.
Jika ingin rezeki kita (dalam bentuk materi) menjadi berkah, maka kirimkanlah sebagian rezeki (penghasilan) kita kepada orang tua/mertua, baik dalam kondisi kita memiliki kelapangan uang, ataupun dalam kondisi sempit.

Beberapa hal yang perlu kita ingat terkait pemberian-pemberian kita ini, bahwa
Berbakti itu (keuntungannya) untuk kita
Bersedekah itu (keuntungannya) untuk kita
Memaafkan itu (keuntungannya) untuk kita
Ucapan terima kasih itu (keuntungannya) untuk kita

Jika keburukan saja pasti akan dibalas dengan keburukan yang sama menimpa, apalagi jika kebaikan yang dilakukan. 

Bagaimana berbakti pada orang tua yang sudah meninggal?
Doakanlah beliau
Sambunglah silaturahim dengan kerabat dan rekan beliau
Perbanyaklah berbuat baik, karena pahala akan mengalir kepada mereka

Bagaimana berbakti pada orang tua yang masih ada?
Minta maaf ulang kepada mereka
Selaraskanlah impian
Berbuatbaiklah kepada mereka

Terkait hal ini, pertanyaan berikutnya adalah BERAPA persen dari pernghasilan, yang kita kirim kepada orang tua kita? Ataukah justru kita tidak pernah mengirim? Atau tidak menjadikan ini sebagai kewajiban, hingga kadang lupa kadang ingat, kirim ok tidak kirim pun baik baik saja. Maka bila seperti ini, bisa jadi hal inilah yang menutup pintu rezeki kita. 

Perisai Langit
Ada dua kunci, dari 19 kunci yang dibahas di sini. 
Yang pertama adalah DHUHA. Dhuha itu singkatan dari Dhuit dan Harta (pen:hanya candaan).
dan
Yang kedua adalah SEDEKAH. 

SEDEKAH
 
Sedekah itu memberi energi positif. Sehingga sedekah itu menyehatkan. Dan sedekah itu mengayakan.  Karena ia menghimpun energi positif dari sekitar. 

Pesan Nabi, "Belilah SEMUA kesulitanmu dengan SEDEKAH"
Pesan Ali, "Pancing rezeki dengan SEDEKAH"
Pesan Perencana Keuangan Keluarga, "Perencanaan keuangan terbaik adalah sedekah, bukan investasi, penghematan, dan sejenisnya."
Pesan Ippho, "Jika ingin beroleh hasil besar, maka pakailah umpan yang besar. Karena semestinya kita memantaskan diri untuk menjemput rezeki yang besar"

Ikhtiar itu ibarat mesin. Sedang pelumasnya adalah amal yang kita bahas sedari tadi. Jika hanya pelumasnya saja tanpa mesin, tak akan berguna. Jika mesin saja tanpa pelumas, akan seret jalannya. 

Dalam SEDEKAH it....

Harus Ikhlas?TIDAK. Sedekah saja, maka nanti ikhlas akan datang. Kalau menanti ikhlas, tidak bakal sedekah. 

Tidak boleh Pamrih? Kalau pada Allah, boleh. Mengharap balasan terbaik dari Allah. Tapi kalau pada manusia, tidak boleh. Berharap berlebihan juga tidak boleh, karena pasti sesuai dengan kepantasan kita terhadapnya.

Boleh terang-terangan? Tidak mengapa. Berharap itu menjadi syiar, motivasi dan teladan untuk orang lain

Boleh diam-diam? Boleh juga. Asalkan bukan, "Diam-diam tidak sedekah!"

Yang kita beri, itulah yang kita terima. Uang, doa, darah, tenaga, senyum, dan sebagainya.
Berapa % sedekah kita seharusnya? 20%. Kenapa? Tidak boleh tanya. Lakukan saja. Sesekali, sedekahkanlah 80% atau 100% gaji. InsyaAllah, lihatlah Allah membuktikan janjinya. 

Itu saja. 

Pertanyaan :
1. Bolehkah sedekah pada fakir miskin yang saat ini sudah jelas-jelas diorganisir? Tidak mengapa. Yang penting adalah niat. Bagaimana selanjutnya sedekah kita, itu tanggung jawab penerima nya. Namun, kalau bisa, upayakanlah sedekah tepat pada sasaran (pada organisasi terpercaya), yang kita perkirakan tidak akan meleset. Tapi, kalaupun ternyata meleset, maka tanggungjawab berikutnya ada pada pengelola sedekah kita. Jika ia sungguh-sungguh mengelola, maka hitungan pahala di tangan. Bahkan, jika pun sudah sungguh-sungguh tapi tetap yang menerima salah, pahala tetap ada untuk mereka (pengelola).

2. Apa 3 hal yang paling penting dalam kehidupan Anda, mas Ippho? Yang paling penting adalah Allah, Keluarga, dan Bisnis (yang karenanya bisa berbuat banyak kemanfaatan untuk orang lain)

Apa itu kaya? Kaya adalah jika kita bisa Produksi sebesar-besarnya, Konsumsi sekadarnya, dan Distribusi Seluas-luasnya.

Uang harus digerakkan, salahsatunya adalah dengan SEDEKAH.

Selesai.Silakan follow twitternya @ipphoright atau fb 7 Keajaiban Rezeki.

Demikian kultwit (yang sangat panjang ini). Dengan menulis kita mengikat ilmu. Dengan diikat, kita berharap ianya akan melekat. Dengan melekat, kita berharap ianya teramal cepat. Semoga berkah. Jazakumullah khairan katsiran


Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)