curhatibu.com

Sebagaimana Judulnya : Memilih,, Indibath

Beberapa hari yang sangat tidak produktif. Begitupun terkait hubunganku dengan Al Qur'an yang kurang harmonis. Tilawah tak bertarget, mengalir begitu saja satu dua halaman (saja). Hafalan tak bertambah. Mengulang (muraja'ah), apa lagi?

Aku merenungi beberapa saat lalu. "Semestinya, saat tujuan kita jelas, apalagi tujuan sepanjang masa -pertemuan dengan Allah yang membahagiakan- itu teringat, sepertinya semangat itu akan pulih lagi". Dalam dhuha aku bergumam, "Bukankah semua ini kulakukan hanya untuk itu?"

"Lalu mengapa, aku lemah (saat ini), Allah?" kumerajuk padaNya, "Sepertinya aku memang sedang butuh nasehat. Beberapa hari ini, tak bertemu dengannya -sang semangat-, sehingga progres diri menyurut ke belakang"

"Mintalah...", Allah berkata, "Maka akan kukabulkan..."

dan benarlah, sesaat setelah itu, ada notes berikut. Di-tag di facebook, oleh seorang sahabat. Thx to Linda. :)

----------------------------------------------------
Judulnya : Memilih.. Indibath...

“Mungkin ini harapan sederhana seorang fanatikus yang sangat mendalam sangka baiknya kepada keadilanNya, karena jalan masih selalu terbentang ,,, “
( Asasiyat Tarbawi, Ummati, 60)

Ku baca kembali  dan berulang, kalimat indah dari seorang santun yang “belum” menerima gelar yang disematkan untuknya sebagai Syaikhut Tarbiyah.

Masih seperti semalam, tepat pukul 23.45 wib, kumaknai kalimat itu. Takjub. Meski akal ku tak lagi fresh untuk menyelami maknanya, hingga pagi ini kubaca kembali. Trenyuh. Merindukan sosok-sosok yang akan menegaskan diriku untuk berkata,

“ sungguh ,,, syurga masih sangat  jauh buatku ,, “

Namun, sabarkan dan kuatkan hamba untuk mengejar amaliah  para ‘ibadMu yang telah mentalak dunia. Sangka baik yang mendalam, melebihi bisikan-bisikan su’udzon yang mematikan ikhtiar.  Sangka baik yang tetap membuatku dan kami bertahan untuk berlari dikejar lelah, jenuh, bosan. Sangka baik  yang membuat untuk tak henti memulai lagi. Sangka baik ynag menjadi ruh perjalanan nan cukup jauh ini. Dan sebaik-baik bekal adalah taqwa. Bekalilah kami ya Rabb ,,,

Pagi ini. Hari ini. Entah sudah sekian kali saya menuliskan tentang “terminal” yang penuh dengan rasa ini. Ku pandangi lagi tulisan yang melekati tembok,

 “ Rumah Qur’an “,

yang katanya (harusnya) didalamnya  terdengar lantunan tilawah yang penuh rindu untuk  sang Ilah, bukan tertawa yang lebih dari cukup,

yang katanya (harusnya) penuh dengan dengungan kalamNya, bukan pembicaraa yang jauh dari manfaat.
Saya disini, meski tidak tahu, layak apa tidak, tapi berikhtiar untuk layak berada diantara sahabat-sahabat yang sungguh saya cintai karenaNya.

Bukan untuk pencitraan, saya menuliskan ini. Setidaknya tak ada niat ini dalam hati saat  kurangkaikan kata menjadi kalimat. Hanya ingin berbagi kisah untuk diambil hikmahnya oleh orang-orang yang bersedia membaca, kalau lah penasaran bagaimana “membahagiakannya” berada di rumah ini, boleh lah kiranya “memasukkan” diri barang setahun atau dua tahun disini. : ).  
(masih ada space kosong untuk jiwa yang bersemangat mewakafkan waktunya untuk Qur’an ).

Memilih dan memilah.
Memang hidup ini adalah  sebuah pilihan  dan pilihlah yang paling baik diantara yang baik.
Pagi ini, jika ingin memillih, saya ingin tidur saja. Bukan menghafal.
Hmmm, tapi ini adalah tentang indibath dari seorang yang menunjukkan kesungguhan untuk menjadi Ahlullah. Dan ku pilih untuk duduk di depan rumah mungil ini, bukan tidur.  Sama seperti mereka, sahabat-sahabatku. Kalaulah ingin memperturutkan apa yang ada di hati, saya hanya akan memilih yang “ menyenangkan “ saja.
Begitu pun kita, ada banyak pilihan. Dan semua punya konsekuensi. Pilihlah yang terbaik dari banyak pilihan itu dan katakan padaNya, “ sabarkan dan kuatkan aku ,,, “. Cukup. Pulanglah dari gubuk keraguan dan hiduplah dalam istana keteguhan.
Pilih dan pilahlah penghambaan terbaik untukNya.

Memilih untuk ber-Indibath.
Pagi ini. Entah apa yang ada dipikiran sahabat-sahabatku saat musyrifah bertanya,
“ Tolong  perhatikanlah lagi  buku mutaba’ah antunna ,,
Sudah  berapa lama antunna disini ,,, ?
Dan sudah tercapaikah taregt antunna ,,, ? “
Diam. Dengan sangat pelan, menghitung lembar demi lembar yag sudah terisi. 7 bulan 20 hari.
Yang sudah tercapai ?
Meraih kertas yang selama beberapa bulan tertempel di kamar musyrifah. Mencocokan target dengan realisasi.  Subhanallah, indibath yang gagal. Yang ada di pikiranku hanya “ sedih “.
Ini tentnag indibath wahai Shahibul Qur’an ,,, bukan tentang bakat atau tidak bakat, bukan juga tentang cerdas atau tiadak cerdas, apalangi tentang sibuk atau tidak sibuk.
Disiplin yang rapi, bukan yang kacau berantakan menuruti nafsu dalam diri.
Pernah ku katakan pada seorang sahabat,
“ saat saya sedang memikirkan dunia, maka akan sangat susah untuk menghafalkan kalamNya ,,, setengah halaman pun masih premature ,,,, “
Yah ,,, mendisiplinkan diri.
Disiplin dari semua rasa yang tidak harusnya ada di hati.
Disiplin dari  imajinasi yang tak layak ada di pikir.
Disiplin dari kalimat yang tak ada manfaat sedikit pun.
Disiplin dari gerak yang tak sesuai visi dan misi hidup.( efek KSPK ,,, : ))
Disiplin waktu yang  sia-sia dan minim fungsi .
Disiplin dari ,,, disiplin dari ,,,  disiplin dari ,,,
Dan sungguh, kau akan mendapati sseorang yang berlimpah ridho dariNya saat semua disiplin  terpenuhi angka A+.
Hingga layak mengemban amanah untuk membangun peradaban. Menyambut warisan cita seorang syaikhut tarbiyah,

“ Seonggok kemanusiaan terkapar. Siapa yang mengaku bertanggung jawab ? Tak satu pun. Bila semua pihak menghindar, biarlah saya yang menanggungnya, semua atau sebagiannya. Saya harus mengambiil alih tanggung jawab dengan kesedihan yang sungguh, seperti saya menangisinya saat pertama kali menginjakkan kaki di mata air peradaban modern, beberapa waktu  yang silam … “
(Asasiyat tarbawi, Sebuah Kesaksian, 74)
Mataa nashrullah ,,, ???
----------------------------------------------------------
-menghela nafas-
Koreksi, pengingat, evaluasi, atau apalah itu. Semoga bisa menjadi tetes embun penyejuk untuk -sang semangat- yang masih lelah tertidur.
Insya Allah. Mari kita mulai lagi, Sang Semangat!

2 comments

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)
  1. tetap semangat!!, membaca tulisan di bagian paling atas sekali, hmm...sepertinya aku mengenali kalimat itu..:),

    ReplyDelete
  2. mbak,,,:)
    hehe,,,iya mbak, suka ma tulisannya mbak,,itu malah jadinya kupakai judul,,:p

    ReplyDelete