curhatibu.com

Sabar dalam Kebersamaan


Seandainya dugaan datang menerpa Hingga dirimu terluka Usah ditangis hibanya Kerna aku bersamamu Mengubat hati yang duka Demi janji kita  Marilah suburkan kembali Hubungan dengan kejujuran Leraikan segala impian Buktikan dengan keikhlasan Moga persahabatan ini Mengajar erti kehidupan Dalam rahmat Tuhan yang Esa Bahagia selamanya...

Aku membaca sebait tulisan, "Wahai pejuang, perjuangan pertama yang harus kau tegakkan adalah melawan nafsu diri agar mampu bersabar dalam kebersamaan!" (Ust. salim A. Fillah)

Ya, bersabar dalam kebersamaan. Karena itu tidak mudah.
Ada hati yang mencoba saling berbagi, bertemu dan menyapa. 
Hati yang tak sama. Hati yang mungkin saling curiga. 
Hati yang tak setia berpaham. Hati yang mungkin saling membelakang.

Sebagaimana kita tahu, kebersamaan yang kita bangun (semestinya) berujung pada satunya tujuan. Tujuan kecintaan pada sang pemilik cinta sejati. Bukan bertuju semata (semata) pada kecintaan mereka-para sahabat kita.

Karena sesungguhnya aku, kamu dan kita bertemu, bukan karena aku, kamu, atau kita..atau mereka. Melainkan karena Allah yang mempertemukan kita, dan menjadi alasan pertemuan cinta kita.

Tujuan yang tinggi. Tujuan yang mulia. Sungguh, alasan yang sangat kuat untuk menjalin suatu hubungan. Dan ini menguatkan. Menguatkan hati-hati yang ingin terus bergerak menuju Dia, Sang Maha Penyayang.

Butuh rekan, butuh kawan, butuh saudara. Untuk saling membantu, meniti, menopang. Karena diri teramat mudah rapuh tuk sendiri. Karena hati sangat mudah goyah tuk tak ditemani. Maka aku butuh kalian. Bukan untuk menemani jasadku, melainkan untuk membimbing semangat dan jiwa ini. Ruhiyah yang butuh kawan. Ruhiyah yang butuh sahabat. Sahabat kebaikan. Pengingat akan kebenaran dan jua kealpaan. 

Namun...

"Jika hati sibuk memikirkan hal yang remeh temeh, maka ia tak akan pernah mampu menyelesaikan proyek yang besar!". 

Ah, quote yang sangat ngejleb untukku. Untuk yang tujuannya belum jelas benar. Untuk yang niatnya tidak tulus karena-Nya.

Terlalu seringnya, demikian. Apalagi, terkait hubungan dengan kawan, dengan sahabat. Karena terlalu banyak hal kecil menjadi potensi ke-tidaksinkron-an hati, sehingga muncul gesekan-gesekan hubungan persaudaraan. Ya, ya, ya. Introspeksi diri. Terlalu seringnya menyodor melankolis-nya perasaan dalam menanggapi satu hal yang sebenarnya tidak penting. Sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dibahas. Tapi nyatanya, hal itu justru membuat tidak tidur seharian. Air mata menetes tak jelas. Lagi-lagi hanya karena alasan tak penting. Makan menjadi tidak nyaman karena ia-nya mengganggu hati. 

Apalah semua itu. Hanya merugikan hati. Melupakan segala hal penting yang semestinya harus diselesaikan. Dan memang semestinya, untuknya yang demikian, "jika memang tidak bisa diajak 'berdamai', sebaiknya 'aku tidak perlu' ber'kawan' denganmu." 

Maka, aku ulang lagi quote di awal, untuk dipahami oleh kita, aku dan kamu. Agar kebersamaan dapat dimaknai dengan keindahan, bukan penderitaan akibat kekotoran hati.

"Wahai pejuang, perjuangan pertama yang harus kau tegakkan adalah melawan nafsu diri agar mampu bersabar dalam kebersamaan!".

Kita harus bersabar dalam kebersamaan. Kebersamaan yang bersih dari kemelut penyubur prasangka dan kekotoran jiwa. (Lagi) Kita harus bersabar dalam kebersamaan, mengapa? 

Sebagaimana disebutkan dalam buku Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim, Ust Salim menuliskan, 

"Dalam perjuangan ini, musnah segala khawatir dan takut. Hilang gelisah, resah dan kalut.  Karena setiap kebersamaan yang kita ukir begitu meneguhkan. Kebersamaan yang menyandarkan kekuatannya kepada Allah, Dzat yang telah meridhai kebersamaan dan persaudaraan ini. Bahkan di kala jumlah jauh lebih sedikit dan peralatan terbatas, kebersamaan yang disandarkan kepada Allah ini sekali lagi menjadi inspirator kekuatan dalam perjuangan. Kesulitan, kerepotan, rasa sakit.. Semua yang ada dalam kebersamaan perjuangan imani ini melahirkan kegemilanganitsar yang tiada duanya dalam sejarah. Puncak persaudaraan yang menembus langit-langit peradaban ini, menjai fragmen nilai termahal. Ah, indahnya kebersamaan dalam perjuangan."

Maka, jagalah kebersamaan indah itu. Kebersamaan dalam perjuangan mengejar cita. Cita bersama. Cita tertinggi, menuju Illahi. 

"Ku biar kalam berbicara, menghurai maksudnya di jiwa. Agar mudah ku mengerti segala yang terjadi sudah suratan Ilahi. Ku biarkan pena menulis meluahkan hasrat di hati. Moga terubat segala keresahan di jiwa tak pernah ku ingini.  Aku telah pun sedaya tak melukai hatimu mungkin sudah suratan hidupku. Kasih yang lama terjalin berderai bagaikan kaca. Teman, maafkanlah diriku. Teman, maafkan jika ku melukaimu, moga ikatan ukhwah yang dibina ke akhirnya." (Sahabat Sejati-Unic)

Hm...untuk ahad yang cerah hari ini. Senang bertemu kalian, saudari2 seperjuangan. Teruslah demikian. Dengan senyum menghangatkan, dan kisah menguatkan. Teruslah demikian. :) terimakasih kawan

-rumahcahaya, 13 Mei 2012 pk.15.14-

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)