curhatibu.com

Pintu Kesadaran Pikiran - Born to be a king!

Sedikit cuplikan pesan dari seorang motivator, dari bukunya "The 7 Awareness", "Kalau pisau diasah oleh batu, manusia diasah oleh manusia lainnya". Begitu kira-kira.


Dalam bab in dijabarkan ada 3 jenis manusia terkait bagaimana pola pikirnya. Kita lihat, yang manakah kita?

Seorang Pengemis. Ibarat pengemis, dalam pikirannya, "Hidup untuk makan, Makan untuk hidup". Itupun, hanya untuk hari ini.  Ia hanya memikirkan perutnya sendiri. Kebahagiaannya, disandarkan sepenuhnya pada orang lain. Jika mereka memberi, saya bahagia. Jika tidak, saya menderita, tidak makan seharian. Pengemis adalah ibarat manusia yang lupa, bahwa sebenarnya ia punya sumber kebahagiaan dalam dirinya. Siapa? Tuhan. Ya, dia lupa bahwa ia punya Tuhan, di hatinya. Maka ia sibuk mencari-cari kebahagiaan dari luar. Ia menuntut orang lain, saudara, sahabatnya untuk memberikan kebahagiaan itu. Maka lihatlah, sungguh, ia tak akan pernah bertemu dengan kebahagiaan itu!

Seorang Budak. Ia, bekerja dan terus bekerja. Sehari semalam membanting tulang tak beristirahat. Untuk siapa? Untuk menghidupi keluarganya. Ya, keluarganya, saja. Maka demi membahagiakan keluarganya, ia mati-mati-an, bahkan sampai tak lagi berpikir halal-haram. Menjilat, menjadi senjatanya. Ia ingin pimpinan senang, lalu memberikan bonus-bonus-bonus padanya. Pikirannya sederhana, bagaimana mendapatkan uang lebih. Pikiran kerdil saja, pendek. Maka ia menjilat, karena tak sanggup berpikir cerdas. 

Budak bukan berarti ia adalah karyawan (saja), melainkan lebih kepada pola pikir, apa yang ada di dalam hatinya seperti budak. Apa saja yang ada di dalam hatinya? Self sightedness (egois, pusat pikirannya adalah dirinya, tidak peduli orang lain, tidak mau menerima kritik), Stress Surrender (kalah, menyerah dan stress, lari kepada hal-hal di luar logika), Ups and Down (timbul tenggelam, labil), Kebiasaan mengkritik/menyalahkan dan selalu merasa tersaingi, Sering menertawakan orang lain, Kehilangan fokus (bingung menentukan prioritas) sehingga banyak hal yang kemudian hilang, Mudah tersinggung dan merasa terganggu oleh orang sekitarnya, Banyak mikir hal-hal yang tidak penting dan membuatnya depresi, Menjadi budak uang, Ruhaniyah kosong, Sering terlihat kelelahan tanpa henti, pola tidur terganggu, dsb, Dan gagal menjalin komunikasi yang baik.

Seorang Raja. Siapakah RAJA itu? Mereka adalah orang yang siap dihina demi memuliakan rakyatnya, bahkan mereka pun sering dicaci dan dihina oleh rakyatnya sendiri pada awalnya, dia yang layak disebut lilin kehidupan, siap meleleh demi menerangi, siap menangis demi kebahagiaan, siap dilelehkan demi kebaikan, siap disalahkan demi kebenaran, siap rendah hati demi kamakmuran, siap dibutakan demi penglihatan, siap gagal demi kesuksesan, siap tiada demi keberadaan, siap miskin demi kekayaan, siap diracumi demi nama baik, dan siap mati demi kehidupan.

Bagaimana bisa menjadi sosok sang Raja? Beginilah mereka.
  • Kuatnya visi yang mereka yakini
  • Lebih mendengarkan suara hatinya dibandingkan suara disekitarnya
  • Menciptakan suatu yang berbeda
  • Menjadi inspirasi dan menginspirasikan orang lain
  • Memiliki komitmen yang tinggi terhadap visinya
  • Memiiki keyakinan bahwa ada kekuatan di balik manusia yaitu kekuatan dari Tuhan
Kita semua adalah RAJA. Oh iya?
"Kita semua adalah Raja, karena memang kita terlahir seperti seorang Raja, kerajaan yang kita pimpi adalah hati dan pikiran kita. Kitalah yang mengendalikan suasana hati kita, bukan orang lain. kita bisa sedih, kecewa, atau sebaliknya tersenyum, bersyukur dan tertawa. Kita bisa berpikir negatif karena mawar ada durinya, atau kita bisa berpikir positif bahwa duri ada mawarnya. Semuanya kembali pada suasana hati kita dan yang mengatur, menyuruh, menguasai hati itu adalah diri kita sendiri." 

Maka, mari kita menyadari, bahwa kita terlahir sebagai seorang raja. Yang akan memimpin hati dan pikiran, ia ianya berupaya membaikkan kehidupan kita! Jangan mau jadi budak, apalagi pengemis dalam kehidupan. Jadilah raja yang dengannya kita akan menjadi sosok terbaik!

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS. 3:110)


-Allah saja sudah memberi tahu hal ini, bahwa kita sebenarnya lahir menjadi seorang yang terbaik (raja)-

Eh, ini diperjelas lagi...

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي اْلأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ


Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” (QS al-Baqarah [2]: 30).
















Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)