curhatibu.com

Penyakit Lisan Ke-11 - Hati-hati Bahaya Pujian

  1. Penyakit lisan terhadap #Pujian ini berhubungan dengan orang yang memuji, dan juga terkait dengan orang yang dipuji. 
  2. Yang pertama adalah penyakit orang yang memuji. Orang memuji orang lain terkait perkara yang sebenarnya ia sendiri tidak mengetahui. Sehingga seringnya, #Pujiannya berlebihan. Bahkan sampai syirik rububiyah. Siapa yang suka mendoakan orang dzalim panjang umur, maka berarti ia suka kalau Allah dimaksiati di muka bumi ini. Sebagaimana jika memuji orang yang kita tidak tahu bahwa sebenarnya ia adalah orang dzalim, artinya kita suka Allah dimaksiati.
  3. Yang kedua, adalah penyakit orang yang dipuji. Orang yang dipuji memiliki penyakit sombong dan ujub. Setelah ujub, ia merasa kenyang dengan #Pujian manusia, padahal dia tidak memiliki hal yang dipujikan padanya. Orang yang merasa kenyang pada apa yang tidak diberikan padanya, seperti memakai dua pakaian kedustaan. Bahkan, Nabi saat melihat orang memuji temannya bersabda, “Sungguh kamu telah memenggal leher temannya itu”.
  4. Mengapa demikian? Karena orang yang dipuji akan ridha terhadap dirinya atas #Pujian itu. Dan ia menyangka bahwa ia telah sampai pada derajat yang tinggi sebagaimana #Pujian itu. Akhirnya, #Pujian menjadikan ia tidak ikhlas dalam beramal. Karena tidak ikhlas, ia akan dihantui mudahnya futur dalam beramal.
  5. Bahkan ada kisah bahwa Umar sampai memukul orang yang dipuji kawannya, lalu berkata padanya, “Aku khawatir, #Pujian itu bisa menipu hatimu”
  6. Namun, jika #Pujian itu selamat dari penyakit hati, tidak apa-apa. Sebagaimana dilakukan oleh Nabi yang pernah memuji Abu Bakar di hadapan Umar, Ustman, dan sahabat lain. Karena Nabi tahu bahwa tidak mungkin sahabat terjangkit penyakit hati demikian.
  7. Orang yang dipuji harus melakukan beberapa hal. Semestinya ia ekstra hati-hati dan terus introspeksi hatinya. Jangan sampai berujung ujub, sombong, dan tak ikhlas dalam beramal.
  8. Caranya, “Dan dia tak akan pernah selamat dari penyakit #Pujian kecuali dia mengenal dirinya sendiri. Hendaklah ia perpikir bahwa jika orang yang memuji tau borok2nya, ia yakin tak akan memujinya”
  9. Sering #Pujian sampai telinga kita, dan merusak hati kita. Maka mohonlah pada Allah agar Allah mengampuni dosa kita, dan menjadikan kita lebih baik dari yang disampaikan, dan agar #Pujian tersebut tidak menjadikan diri kita ini tertipu.
  10. Diriwayatkan ada seorang yang shaleh dipuji lalu ia berdoa, “Allah, mereka tak mengenal saya, dan Engkau mengenal saya. Mereka memuji saya sebatas apa yang saya tampakkan. Untuk batin saya, mereka tidak tahu.”
  11. Demikian, kultwit kali ini. Kultwit yang tidak ditulis di twitter karena akun saya entah apa namanya, lupa. Tapi tak apa. Kultwit ini juga bukan bersumber dari diri saya yang tidak punya ilmu ini, melainkan merupakan resume materi kajian yang saya dengarkan, lalu saya sajikan dalam bentuk demikian agar lebih mudah menangkap poin-poin-nya. 
  12. Last, semoga #Pujian tidak membuat kita tertipu. Sampai ketemu di pertemuan selanjutnya.
File Ceramah Lengkap Minhajul Qasidin klik di sini 

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)