curhatibu.com

Bahaya Riya!!! - Part II

Amal yang dibatalkan oleh riya dan yang tidak dibatalkan, dengan kondisi sebagai berikut.

Riya muncul setelah selesai ibadah, atau sebelum memulai ibadah :
  • Tidak membatalkan pahala amalnya, jika : Riya yang muncul setelah selesai ibadah, meskipun di awalnya sama sekali tidak ada niatan selain karena Allah, dan tidak berniat memperlihatkan amalan itu pada orang lain.
  • Bisa membatalkan pahala amalnya, jika : Riya yang muncul setelah selesai ibadah, meskipun di awalnya sama sekali tidak ada niatan selain karena Allah, tapi  kemudian, ia memperlihatkan amalan itu pada orang lain.
  • Tidak membatalkan pahala amal: Muncul di hati kita sebelum selesai ibadah. Jika sebatas kegembiraan saja orang-orang tau, tapi dia tetap yakin bahwa pujian manusia tidak ada gunanya, serta itu tidak mengubah (menambah) semangat ibadahnya.
  • Membatalkan pahala amal: Muncul di hati kita sebelum selesai ibadah. Mengubah semangatnya. Menjadi diperlama ibadahnya, dsb.
  • Tidak dianggap sama sekali : Muncul di awal, dan tidak berubah sampai akhir
  • Mulai ibadah dari awal : Jika muncul dari awal, tapi di tengah-tengah sadar.
Obat Riya dan tatacara Mengobati Hati
Ada 2 maqam dalam mengobati riya: 1) berusaha mencabut akar-akarnya; 2) mencegah ketika terlintas di hati keinginan pujian manusia.

MAQAM PERTAMA : Berusaha mencabut akar-akarnya

Asal (akar-akar) riya biasanya karena cinta kedudukan, penghormatan, pujian.

Tiga perkara yang menjadikan seorang itu riya : Suka dipuji, lari dari sakitnya celaan, serta tamak terhadap apa yang ada di tangan manusia (mengharap pemberian, pertolongan, dll)

Hati-hati orang yang sangat benci dipuji. Bagus. Tapi, oleh syetan ditariklah kepada ketakutan agar tidak dicela orang lain. Sebagaimana kita mau infak, tapi karena takut dicela orang lain, kita infaklah banyak. Contoh yang lain, orang berfatwa yang dia tidak tau jawaban atas suatu pertanyaan. Lalu dia paksakan menjawab meskipun tanpa ilmu. Ia takut pada celaan orang.

Obat Riya
Hendaklah saat tahu bahwa ada kebaikan atau manfaat, maka ia melihat manfaat di waktu itu dan akan datang. Misal : makanan ini lezat ketika di makan. Tapi setelah itu terserang penyakit. Maka, ia tidak berpikir tentang lezatnya saja, melainkan tau mudharat yang ada, sehingga akan mudah ia menjauhinya.

Begitu juga pujian. Hati merasa kelezatan, kegembiraan. Tapi, semestinya kita tahu, kegembiraan atas pujian itu menipu, justru bisa menjauhkan ia dari amalnya. Hendaklah ia bilang, “Ah, buat apalah saya dipuji! Tidak bisa memberi manfaat apapun pada hati kita!”

Ridha manusia itu ibarat pantai, yang tak akan pernah ada selesainya. “Siapa yang mencari keridhaan manusia, berada dalam kemurkaan Allah. Allah akan murka padanya, dan Allah akan menjadikan hati orang pun murka padanya!”

Apa tujuan mendapat keuntungan (pujian) manusia, sedangkan Allah mencelanya?

Tamak terhadap pemberian manusia : mengharapkan pimpinan menyukai dengan cara menjalankan suatu ibadah. Padahal, Allah yang membolak-balikkan hati manusia. Selain itu, ia akan mendapatkan kerendahan dari atasannya.

Obat yang sangat mujarab yaitu Membiasakan dirinya menyembunyikan ibadah. Serta berjuang mengetahui warna-warni riya yang selalu dikolaborasikan syetan.

MAQAM KEDUA : Mencegah ketika terlintas di hati keinginan pujian manusia.

Menolak riya yang datang ketika ibadah. Maka kita harus mempelajarinya. Mengetahui warna-warni riya, introspeksi, istighfar, perbaiki.

Maka orang yang telah berusaha menjaga diri, mencabut akar, menyembunyikan ibadah, menganggap remeh pujian, INGAT bahwa SYETAN TAK PERNAH DIAM. Dia akan menampakkan riya itu sedikit demi sedikit. Jika seorang hamba menyadari orang tau ibadahnya, jawablah, “Tak ada gunanya mereka tahu atau tidak tahu.” – harus tau pintu-pintu syetan yang mengarahkan kita kepada riya.

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)