curhatibu.com

Ribuan kilo, An....

"Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, lewati limbah untuk aku anakmu..
Ibuku sayang, masih terus berjalan. Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah..
Seperti udara, kasih yang engkau berikan. Tak mampu ku membalas..."

Ribuan kilo, An... 
Sudah ada? Belum kan? Lalu, kenapa merasa capek, mengeluh lelah? Menapak nanar, kemudian berbisik, "Apa sebaiknya berhenti saja..."

Ah, ingat citamu, An...
Ingat? Permintaannya.. Sekian juz sebelum menyempurnakan dien... Lalu berwisata edukasi ke negeri seberang. Bukankah keberadaanku di jakarta (bukan di luar Jawa) adalah doa dan inginnya dulu? di pusat. Bukan begitu, Ibu?

Lalu, ia berjalan. Ku tahu, pagi itu beban yang dibawa sangat berat. Aku bahkan tak kuat membawanya. Kemudian, beberapa kali ada masalah dengan bis yang membawanya ke jakarta. Ah, lelah itu terlihat. Tapi, ia tetap menyambutku dengan senyum. Dan lalu menemaniku menyiapkan sarapan. 

Rabbi, ampuni ia... Jaga ia ya Allah... Semoga aku bisa bertemu dengannya lagi,, di tempat terindah. Di surgaMu.. Dengan membawa hadiah tercantik untuknya. Yang selama ini, tak pernah ku berikhtiar memberikan hadiah padanya.. 

Ah, haruskan air mata ini menetes kembali, untuk kesekian kalinya, kemudian sesaat, lalu lupa dengan doa yang lebih dibutuhkannya. 

"Rabb, jadikan aku anak yang shalehah. Yang bisa menjadi aset jariyah mereka. Karena, hanya itu yang bisa kuberikan, bukan? Jika seluruh dunia tak akan pernah mampu membalas bahkan setetes air susumu..."

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)