curhatibu.com

SYARAT HADITS SHAHIH SYARAT HADITS SHAHIH


1. Bersambung sanadnya. Yang tidak bersambung : mualaq, munqatiq, mursal à dhaif karena syarat pertama tidak terpenuhi. Sanad bersambung : murid mengambil dari guru, demikian terus sampai Rasul. 
  • Munqati’ à murid tidak bertemu guru
  • Mualaq à ada yang hilang

2. Perawi adiladil itu muslim (orang kafir tidak diterima periwayatannya), baligh, berakal, selamat dari sebab kefasiqan (maksiat – dosa besar dan terus-menerus melakukan dosa kecil ; dan bid’ah), selamat dari adab tidak islami/muru’ah yang tidak baik (cth:minum di pinggir jalan, mengucapkan kata jorok, dsb). Syarat muslim dan baligh adalah sebagai pembawa, bukan penyampai. Jadi, misal ia menyampaikan apa yang didengar waktu belum baligh, tidak apa-apa. Dia menyampaikan apa yang didengarnya sebelum ia menjadi muslim. Jika memenuhi 5 syarat ini berarti ia benar-benar bertaqwa, amanah, jujur.

3. Perawinya sempurna ke-Dhabit-annya, dhabidh dibagi menjadi 2 :
  • Dhabtul shadri à Menguasai dengan hafalan (hafalan sangat kuat/hafalan di luar kepala, hafalan tak berubah sampai matinya)
  • Dhabtul kitab à Menguasai bukunya, selamat dari kesalahan penulisan (pemberian harakat/titik – tahrif), sesuatu yang hilang dari bukunya, atau sesuatu yang dimasukkan orang lain ke dalam bukunya (ada ulama yang didhaifkan karena ulah tetangganya yang buruk).

Untuk mengetahui tingkat dhabidh tersebut, dilakukan hal-hal berikut:
  • Diuji. Kita ingat Imam Bukhari yang diuji 10 penguji yang masing-masingnya membawa 10 hadits dengan matan dan sanad dibolah-balik.
  • Dibandingkan dengan periwayatan perawi lain yang tsiqah atau lebih tsi               qah

4. Tidak boleh ada syahd – periwayatan yang menyalahi periwayatan perawi lain yang lebih tsiqah/lebih tsiqah yang banyak jumlahnya.

5. Tidak ada padanya illat – cacat yang tersembunyi dan mempengaruhi keabsahan hadits tersebut.

Untuk mengetahui adanya illat/syahd atau tidak adalah dengan cara : mengumpulkan seluruh jalan-jalannya hadits tersebut, bukan dari 1 sanad. Kalau hanya dari 1 sanad, hanya bisa akan menemukan 3 syarat pertama. Untuk syarat 4 dan 5 baru akan ditemukan dengan melihat sanad lainnya atas suatu hadits.
  • Marfu’ – periwayatan dari sabda rasul
  • Maukuf – periwayatan sahabat

Ulama jika ingin mengambil hadits dari seorang guru, akan duduk dulu 2 bulan untuk memperhatikan gurunya, dan mencatat semua hal yang diperlukan. Bahkan memperhatikan pula absensi dalam setiap pertemuan, termasuk tata cara penyampaian hadits (haddatsana, qaala, dsb), apakah ia seorang mudallits, dst.
Demikian LIMA SYARAT HADITS SHAHIH.

HADITS SHAHIH dibagi 2 yaitu
  1. Shahih lidzatihi – memenuhi 5 syarat tersebut di atas.
  2. Shahih lighairihi – asalnya adalah hadits hasan, yang dibuatkan jalan lain (meskipun lemah), naik derajatnya menjadi shahih. Ia shahih yang menjadi shahih dengan (dikuatkan) yang lainnya.

Hadits shahih itu dilihat dari sisi kekuatannya, berderajat-derajat:
  1. Sanadnya disifati para ulama sebagai sanad paling shahih. Sanad ini lebih diunggulkan dan diistimewakan. Contoh : Periwayatan az zukhri dari salim bin abdillah. Hadits yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim (semua ulama bersepakat akan keagungan buku ini).
  2.  Tingkatan sebagai berikut:
    1. Bukhari - Muslim
    2. Bukhari saja
    3. Muslim saja
    4. Sesuai syarat Bukhari Muslim
    5. Sesuai syarat Bukhari saja
    6. Sesuai syarat Muslim saja
    7. Sesuai syarat imam-iman lain
  3.  Ada juga yang menderajatkan sebagai berikut:
    1. Yang diriwayatkan penduduk kota madinah dan mekah. Karena sifat tadlis (menyembunyikan keburukan, menampakkan kebaikan perawi) nya kecil.
    2. Basrah – punya sanad yang shahih dan jelas, dan banyak meriwayatkan hadits
    3. Kuffah – banyak hadits, tapi banyak penyakit
    4. Syam – kebanyakan mursal dan terputus
“Tidak mengharuskan kita berkata hadits ini paling kuat dalam bab ini” – jangan tertipu. Karena hal itu tidak berarti menjadikan hadits tersebut shahih.

Sebelum datang imam bukhari, ulama mencampurkan hadits shahih, dhaif, sampai perkataan sahabat, dsb. Maka setelah beliau datang, dibukukan lah buku yang mengumpulkan hadits yang didalamnya shahih saja. Al Muwatta’ juga mengandung hadits shahih saja, tetapi juga tercampur dengan perkataan sahabat, sehingga tidak seperti shahih bukhari.

Jangan mengira hadits shahih itu hanya ada di Bukhari Muslim saja. Karena tidak semua hadits shahih dimasukkan. Beliau (bukhari) hafal 100.000 hadits shahih, dan di kitab bahkan tidak sampai 1000.

Kebanyakan hadits shahih itu ada pada Kutubus Sittah, yaitu Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah. Kitab lain yang mengandung hadits shahih juga masih banyak.

Bukhari lebih piawai daripada Imam Muslim:
  • Kalau bukan Imam Bukhari, Imam Muslim tidak akan ada
  • Imam Muslim pun mengakui Imam Bukhari
  • Imam Bukhari : harus bertemu dengan gurunya
  • Imam Muslim lebih rapi di dalam pemberian bab dan lebih kuat lafadznya (ia mengharamkan meriwayatkan hadist berdasar makna, harus sama persis)

Selain ulama-ulama / kitab di atas, tidak diperbolehkan kita langsung memastikan keshahihan hadits yang diriwayatkan tanpa kita mempelajari lebih lanjut.

1 comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)
  1. bolekah hadis tidak sahih diamalkan, dan hadis ini juga terus jadi tidak sahihkan klu hadis tersebut tidak dapat memenuhi biar satu sahaja syarat kesahihan hadiskan

    ReplyDelete