curhatibu.com

Refleksi Pasca-kampus:)

my lovely campus^_^

“qul yaa ‘ibadiyalladzii asrafuu ‘alaa anfusihim laa taqnathuu min rahmatillah, innallaha yaghfirudzdzunuuba jamii’aa, innahu huwal ghafuururrahiim”
(Qs. Az-Zumar: 53)

~Katakanlah, “Wahai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang ~

Kesekian kali aku membuka dan membaca blog yang sama. Dua blog yang aku tautkan dalam tampilan blogku. Mengapa? Karena mereka orang yang luar biasa. Paling tidak, tulisan mereka seringkali mengingati diri, menampar diri, seraya menasehati diri, “Hai, kamu belum melakukan apa-apa…”, atau di kali lain, “Apa sih, niatmu…?”, dan seringnya, “Apa yang sudah kamu lakukan untuk dakwah ini?”

Dan lagi-lagi, aku menjawab hal yang sama. “Ya…”, “Dunia?”, agak ragu kusembunyikan, “Belum apa-apa…”

Fiu…

Tapi, lagi-lagi, aku pun menyadari, bahwa nikmat Allah untukku sangat banyak. Utamanya, nikmat belajar. Lagi-lagi tentang belajar, “Study hard!”. Kupikir, itu tema yang pas untukku. Paling tidak, itu yang kurasakan saat ini.

“Study hard!”

Bukan melulu mengartikan hal ini sebagai kuliah, duduk di hadapan seorang dosen bersama kawan-kawan, menatap layar presentasi atau lembaran buku tebal referensi. Bukan semata hal itu. Itu, sudah mutlak adanya.
“Aku harus belajar keras!” itu yang ada dalam benakku. Belajar untuk berada pada lingkungan baru. Ya, bukan lagi seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Bukan lagi seorang berlabel organisasi a, b, c, atau d di kampus plat merah itu. Bukan.

majelis ilmu
Pun, bukan lagi peserta kajian pekanan di jurangmangu, atau kajian jumat siang yang selalu memberikan warna baru tiap hadirnya acara tersebut. Pun, bukan lagi seorang akhwat yang duduk-duduk di sebuah taman bersama lima, sepuluh, dua puluh hingga puluhan akhwat lain di sana untuk saling bertukar ilmu dan nasehat. Pun, bukan lagi seorang peserta daurah rutin yang setiap usai agenda mendapat asupan energy serta semangat baru untuk kembali bergerak dalam dakwah.

Dan aku harus bekerja keras untuk itu semua, kawan! Tidak lagi nasehat akan lebih sering terlantun dari lisan seorang sahabat atas khilaf yang ku lakukan. Tidak lagi pelatihan/daurah lebih sering diikuti untuk tempat refleksi ghirah dalam hati. Tidak lagi kondisi yang lebih kondusif akan ditemui dengan aneka sarana penunjang ilmu tentang Allah didapati.

enjoy ur life

Ya, tidak lagi kenyamanan atas itu semua akan lebih dirasakan oleh hati dan diri yang masih terlampau lemah ini. Tapi, mau tidak mau, aku harus belajar. Mungkin, tugasku bukan lagi menikmati kenyamanan itu semua, melainkan mengupayakan kenyamanan didapati oleh sahabat-sahabat yang akan kutemui nantinya. Ya, sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat2ku, sehingga aku merasakan kenyamanan itu.

Wahai diri, sadarkah engkau, bahwa saat ini bukan lagi berada di dalam dunia dongeng. Dunia yang nyaman, dengan ending yang bisa ditentukan bahagia. Dunia yang di dalamnya kita bisa berkisah dan menggali hikmah lebih dalam. Dunia yang didalamnya terdapat banyak gambar lucu dan menarik, yang dengannya membuat kita mampu belajar lebih dan lebih karena ‘kebebasan’ di dalamnya.

Markas Besar Muslimah  STAN :p

Itulah dunia kampus. Dunia yang nyaman. Semua fasilitas ada. Saat mau ikut kajian pekanan, langsung difasilitasi dengan kelompok dan pe-mentor. Saat mau menjadi pe-mentor, langsung diberi 1 atau 2 kelompok binaan. Saat mau ikut kajian, tinggal melihat jadwal yang tertempel di madding, jarkom, atau info dunmay kampus. Saat mau belajar Islam, tinggal mendaftar kelas ma’had, dan langsung begitu mudahnya mendapat ustadz dan ilmu yang dimaksud, dengan manhaj yang sesuai. Saat ingin belajar Al Qur’an, ada kelas tahsin yang selalu menerima pendaftaran santri baru. Saat ingin menghafal Al Qur’an, ada kelas tahfidz, bahkan rumah-rumah tahfidz yang akan membimbing kita istiqamah di dalamnya. Saat butuh sahabat berbagi, tinggal berjalan saja mendatangi kosan kawan kita itu, dengan jaminan rahasia dan solusi. Saat ingin ikut organisasi, tinggal pilih sesuai keinginan. Saat ingin berjalan-jalan karena jenuh, tinggal ajak sahabat, atau mengikuti program rihlah yang diadakan di kampus. Saat ingin program akselerasi diri, di bidang apapun, langsung dapat mencari dengan mudahnya. Ya, itulah dunia yang indah. Surganya ilmu, nasehat, majelis, sahabat, dan seterusnya.

Pertanyaannya sekarang, apakah kita sudah ‘menikmati’ dunia tersebut? Sehingga bekal kita cukup, ilmu kita mumpuni, pengalaman kita tak diragukan lagi! Atau, kita masih belum menyadari dunia itu? Belum sadar kalau kita bahkan sudah menjalani aneka kenikmatan di sana… Dan kita tidak sadar, bahwa saat ini, dunia yang kita hadapi sudah lah berbeda. Bukan lagi dunia kampus, melainkan dunia di luar itu semua. Di luar kenyamanan menuntut ilmu, kenyamanan berbagi, kenyamanan menasehat, dan seterusnya.

saatnya berjuang, kawan!
Karena kita sekarang berdiri di pintunya. Atau sebagian sudah masuk ke dalamnya. Lingkungan yang baru menurut kita, mungkin. Di sini, tak lagi kita bisa menuntut. Bukan saatnya lagi kita meminta. Bukan waktunya lagi kita bertanya ini itu.

Bukan lagi kita menuntut mendapatkan kajian pekanan, karena kitalah yang harus berjalan mencari seorang guru untuk kita belajar. Dan bahkan, kita lah yang mendapat tuntutan masyarakat untuk membagi ilmu-ilmu itu. Sudahkah kita siap?

Bukan lagi kita meminta nasehat, dan kemudian uring-uringan tatkala tidak mendapat yang diinginkan. Karena sekarang kita lah yang lebih dituntut memberi nasehat. Karena kita dianggap telah cukup dewasa untuk memberi solusi permasalahan. Sudahkah kita siap?

Bukan lagi kita bertanya tentang kebijakan ini itu, kondisi ini itu, bukan. Justru kitalah yang harus menjelaskan kepada mereka yang bertanya. Sehingga mampu memberikan keterangan, bahwa tujuan kita adalah baik, untuk kebaikan masyarakat, bukan sekedar keinginan duniawi, atau yang lainnya. Sudahkah kita siap?

Dan lagi-lagi, ku bertanya pada diriku, bekal apa yang sudah kumiliki? Upaya apa yang sudah kulakukan untuk mempersiapkan diri?

Membaca? Sudah berapa puluh buku yang kubaca? Sekedar kesenangan, atau membaca yang kubutuhkan?

Ilmu? Sudahkah lagi mengupayakan mencari ilmu? Berupaya datang dari satu kajian ke kajian lain, sekalipun harus menempuh jarak puluhan kilo? Atau dengan cara mudah, sudahkah memanfaatkan jaringan yang ku punya? Internet,misalnya. Atau cukup membuka facebook sekalipun tak banyak mendapat manfaat di sana?

AlQur’an? Sumber utama, sudahkah membacanya? Satu juz per hari? Atau satu juz per minggu? Menghafalnya? Sudah? Mengamalkannya? Sudah?

Rawatib? Tak seharusnya ia juga turut hilang seiring tak seringnya ku shalat bersama sahabat yang selalu shalat sunnah, kan?

Puasa? Masihkah ia sering dilakukan, sebagaimana dulu mentor sering memutaba’ah, dan kita menjawab, ‘ya, puasa’. Masihkah ia?

Qiyamul Lail? Sering kita terbangun tatkala rekan satu kosan terendap mengambil air wudhu di malam dini hari. Sekarang, ketika kita sendiri, apakah masih berkenan berjingkat bangun dan mengupayakan tak tidur untuk munajat?

Dan banyak yang lain… Sesungguhnya, amalan-amalan yang dulu kita lakukan di dunia kampus itulah yang akan senantiasa menyelamatkan kita. Pun kita berada di dunia luar, yang sama sekali berbeda dari kampus. Meski tak lagi ditemani sahabat, tak lagi dimutaba’ah murabbi, tak lagi menjadi tugas minimal amalan pra-daurah, atau yang lain.

Dan sungguh, keberadaan kita di kampus, sebenarnya adalah kesempatan yang sangat berharga untuk suatu pembiasaan. Pembiasaan hal yang baik. Maka, jika berkesempatan berada di sana (kembali), gunakan untuk semaksimal mungkin mencari bekal dan pembiasaan baik. Sehingga, tatkala kembali keluar, kita telah siap! Siap berbagi, memberi, menasehati, dan kemudian menularkan kebiasaan baik serta rasa nikmat tatkala bergaul bersama dalam naungan ilmu Allah.

Maka, sekarang, sadari keberadaan kita, dan ‘study hard’ untuk dapat menjadi sebaik-baiknya manusia dengan sebesar-besarnya manfaat untuk sesama…J Kamu sudah siap??? *nunjuk diri sendiri!*

taman c_inta d_akwah :DDD

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)