curhatibu.com

Mereka, sederhana...namun bermakna:)


Lagi, dua hari ini, dua orang sahabat datang ke rumah.
Lagi-lagi, Allah ingin membuatku belajar. Ya, belajar dari mereka. 
Mereka, orang-orang yang sederhana. Aku suka itu. 

Sahabat pertama, datang membawa semangat berwirausaha.Ya, dia sedang merintis usaha, dia sedang merintis mimpinya. "Doakan ya, semoga bapak ibu bisa naik haji..." cita-cita yang mulia.

"Aku ada di usaha ini, karena ingin membantu orang lain. Tahu kan, kalau usaha kesehatan itu tidak akan pernah habis pasaran. Dan, aku hanya ingin orang-orang tahu bahwa mereka bisa sembuh. Ya, mungkin satu dua obat yang aku tawarkan bisa membantu mereka", sambil ia menunjukkan satu dua obatnya. Obat yang dibuat bukan dari bahan kimia, tapi dari alam, entah dari hewan, atau dari sinar-sinar yang dihasilkan matahari. 

"Ini juga keuntungannya sebagian untuk panti asuhan. Ya, perusahaan ini punya panti asuhan. Sehingga, insya Allah, apa yang diusahakan pun bermanfaat untuk orang lain"

"Uang atau penghasilan yang ku dapat hanya merupakan efek saja... Kalau nanti hasilnya besar, ya berarti alhamdulillah. Tapi jauh di atas itu semua, ada banyak manfaat non-materi yang kudapat. Ada yang tadi sudah kusebutkan, bisa membantu orang lain. Selain itu, setiap hari aku bisa bersilaturahmi kepada banyak orang. Bukankah itu baik.. Lalu bisa membangun koneksi juga.. Yang pasti, ada kebahagiaan tersendiri tatkala melihat mereka bisa tersenyum karena sakitnya menjadi lebih ringan"

Kapan kamu mulai usaha ini? Apakah baru-baru saja? Bagaimana kamu memulainya?

"Sudah dari SMA. Dulu sempat sudah bagus pencapaiannya. Tapi waktu zaman kuliah, aku berhenti. Dan sekarang, mulai lagi. Dulu, aku tidak pernah kepikiran untuk menjadi 'menjual' barang seperti ini. Malu. Tapi ke sini-sininya, koq ya enak ya, akhirnya menikmati. Kalau terjual itu, rasanya seneng banget!"

"Kau tahu, apa kunci supaya berhasil?
"Apa?"
"Kamu harus punya 2 hal, MIMPI dan KERJA KERAS. Itu saja.."

"Mimpi membuatmu akan tetap bangkit sekalipun harus berkali jatuh, atau ditolak. Biasa kan kalau kaya gini ada yang menolak, tidak mau beli atau bahkan dikunjungi saja tidak mau. Kalau punya mimpi, kau tak akan peduli rintangannya, karena ada tujuan besar yang ingin kau capai."

"Ohh..", kataku sambil mengangguk-angguk
"Dan kamu harus kerja keras. Kamu kerja, kamu bisa berhasil. Kalau kamu tidak kerja, ya kamu akan begini begini saja. Tidak maju, tidak ada perkembangan. Tapi usaha keras akan membuatmu menjadi seorang yang sukses, bahkan mensukseskan orang lain. "

"Oh ya, " katanya kemudian, "di sini, kita dilatih untuk menyukseskan orang lain juga. Kita ajak orang lain bekerja sama, dan bagaimana melatihnya, membimbing orang baru tersebut untuk akhirnya mampu bekerja dan menghasilkan! Bukankah itu sukses di atas sukses?"

"Iya,...", dalam hatiku mengiyakan, sepertinya aku pernah menyampaikan materi itu waktu kultum. Hmm...

"Ya begitulah....di sini, seorang yang sudah,katakanlah, punya penghasilan paling tinggi pun, masih mau untuk berkunjung dari rumah satu ke rumah untuk menginformasikan obat-obatan ini. Karena ia menganggap, itulah kebahagiaan nya yang utama, bersilaturahim, melihat orang-orang tersenyum dalam sakitnya, melihat optimisme yang kemudian tampak dari wajah pucatnya. Ah, itu menyenangkan"

Okey, dia mengajariku banyak hal kemarin. Pertemuan kami baru sekitar 3 minggu yang lalu, setelah dipisahkan sejak kelas 1 SMA, ternyata kita bertemu lagi. Dan dulu, saya pun belum mengenalnya. Lagi-lagi, saya harus bersyukur pada Allah yang selalu mempertemukanku dengan orang-orang luar biasa.

Sahabat ku yang berikutnya, adalah teman kecilku. Teman sepermainan. Hhe... Sempat bersama saat TK dan SMP. Waktu SD, dipisahkan, karena aku terlalu tergantung padanya... :( huhuhu...

Dan ia sudah kerja saat ini. Mempraktekkan ilmu yang dimilikinya. Di bidang kesehatan (lagi). 
Dia menjadi yang pertama ditawarin kerja dari kampusnya. Tapi sekali lagi, keputusan pasti ada alasannya. Hingga akhirnya Allah menakdirkan ia bekerja di sebuah klinik saat ini. Berawal dari training, ia kemudian memulai pekerjaannya. Alhamdulillah.. Ia tenaga yang trampil. Insya Allah, sedikit demi sedikit akan mampu berkembang. Apalagi, kalau mendengar kisahnya sewaktu praktek bersama para dokter di rumah sakit. Seringnya ia bertanya kepada mereka, membuatnya bertambah satu per satu ilmu tentang kedokteran. Belum lagi banyak juga materi kuliah kedokteran yang sedikit demi sedikit dimilikinya, dengan perantara dokter-dokter tersebut. Malah sering juga ia dapat bonus kiriman dari pasien yang ingin mengucapkan terimakasih atas pelayanannya yang menyenangkan.

Yang bisa ku ambil darinya adalah keberaniaannya mengambil keputusan. Lalu kemauannya untuk bekerja keras, dan mengambil ilmu dari orang-orang yang ditemui. Ku yakin kelak ia akan menjadi seorang yang sukses, semoga bisa punya klinik sendiri di kota kecil kami ini, mencukupi kebutuhan tenaga kesehatan yang rasa-rasanya masih kurang saja. 

Dan begitulah mereka. Lagi-lagi, aku (diizinkan) bertemu orang-orang keren, yang tak segan berbagi, membagi kesederhanaan mereka dan membagi semangat melalui impian mereka. Alhamdulillah... 

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)