curhatibu.com

Menyikapi Sikap Kritis, Kritikan, Kreativitas dan Perbedaan Pendapat dalam Jama'ah - Menikmati Demokrasi part 4

Kita tahu bahwa jama'ah adalah sekumpulan manusia yang memerlukan kontrol, pengendalian dan perbaikan. Hal ini terkait dengan kelemahan bawaan yang ada pada diri manusia. Maka dari itu, sikap kritis dan introspeksi menjadi hal yang sangat diperlukan untuk penyempurnaan kehidupan berjama'ah. 

Terkait hal ini, Umar bin Khattab mengucapkan terima kasih kepada orang yang menghadiahkan 'aibnya' kepadanya, karena hal itu merupakan proses penyempurnaan diri. 

Namun, ada kalanya kritik tidak perlu digubris. Mengapa? Yaitu jika :
1. Sikap kritis bersumber dari kebencian, atau kecintaan yang berlebih. Benci membuat orang menjadi terlalu kritis, dan cinta membuat orang jadi longgar dan mudah memaafkan. Semoga kita diberikan kemampuan berbuat adil baik di kala suka maupun duka.
2. Bersikap kritis karena ingin dikenal, maka ia mencari cara/pandangan yang berbeda, supaya populer
3. Sikap kritisnya itu dijadikan cara untuk mendapatkan 'image' sebagai pemberani
4. Apabila sikap kritisnya dijadikan kedok untuk merusak nama baik orang lain atau membuka aib sesama, misalnya mengkritik orang di depan umum
5. Apabila sikap kritisnya berubah menjadi ghibah, mengkritik tapi tidak kepada orang yang bersangkutan, malah kepada orang lain yang tidak ada hubungannya sama sekali

Nah, sebaliknya, KRITIK yang efektif memperbaiki seseorang adalah yang  
1. Adanya niat yang benar, yaitu semata karena kewajiban saling menasehat, dan mengharap pahala atas apa yang dilakukan
2. Memang ada kesalahan objektif yang harus dikritik, baik terkait personal ataupun kebijakan
3. Disampaikan dengan cara yang benar dan tepat

Lalu, bagaimana sikap PEMIMPIN menyikap orang-orang yang TERLALU KRITIS/KREATIF??
1. Seorang pemimpin harus bersikap dingin (mempertahankan kondisi emosional yang stabil sehingga tidak terganggu bekerja dalam lautan kritik)
2. Pemimpin harus punya kerendahan hati menjadi pendengar yang baik
3. Bersikap objektif terhadap kritik yang ditujukan padanya. Kritik yang baik adalah hadiah, karena Allah ingin melindunginya dari kesalahan yang mungkin muncul jika tidak dikritik
4. Tetap mempetahankan prasangka baiknya, bahwa semua orang berniat baik dalam mengkritiknya, mungkin caranya saja yang terkadang tidak sesuai. 
5. Memiliki pemahaman yang dalam tentang banyak hal, sehingga ia mempunyai pertimbangan yang tepat dalam bersikap terhadap kritik yang datang padanya. 

Next, bagaimana MENGELOLA PERBEDAAN PENDAPAT dalam jama'ah?
1. Menumbuhkan tradisi ilmiah. Landasan yang harus dimiliki adalah struktur pengetahuan yang kokoh, sistematika berpikir yang solid, dan kemampuan pembelajaran yang cepat
2. Menumbuhkan tradisi verbal, yaitu kemampuan mengungkapkan gagasan secara verbal dan berbicara apa adanya. Dengan begitu, kita telah mengajarkan keberanian yang natural dan keharmonisan yang wajar.
3. Menumbuhkan tradisi pembelajaran kolektif. 
4. Menumbuhkan tradisi toleransi - membiasakan lapang dada, kerendahan hati, membebaskan diri dari kepicikan, prasangka buruk, serta mengkondisikan diri untuk meghargai waktu. Karena sebuah gagasan itu butuh waktu pembuktian di lapangan. Yang akan membuat seseorang mudah melakukan tradisi ini adalah keluasan pengetahuan dan wawasannya, yang membuatnya mudah memahami orang lain.  

-maaf ya, bentuknya poinpoin begitu, semoga tetap nyaman belajarnya... ini diambil dari buku anis matta-

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)