curhatibu.com

Kau tahu, rencana Allah sangat indah... Ingatlah itu!

Sesuai janji saya pada artikel sebelumnya ke jakarta aku kan kembali, saya berkisah kali ini tentang jakarta. Hmm.. Bukan tentang riuhnya, macetnya, asapnya, padatnya, dan sebagainya itu ya.. Toh kalau yang itu sudah tahu semuanya, minimal liat di televisi lah gimana kondisinya. Ini tentang perjalananku untuk entah yang keberapa, ke kota ini. 

Tepat 21 Februari 2012, sms dari kawanku, novia, untuk melihat pengumuman penempatan. Awalnya agak ragu, karena biasanya hanya isu. Tapi, setelah dibuka, bener seperti itu. Belum sempat aku buka lagi pengumuman itu -karena lemoooooot!-, seorang kakak sms, "Welcome to DJA..". Artinya, saya akan berangkat ke jakarta, penempatan di sana. Dan -insyaAllah- akan menetap, karena kantor DJA cuma ada satu itu.

Waktu itu hari Selasa. Daftar ulang diberi jadwal 27-29 februari, dengan berbagai perlengkapan berkas yang diperlukan. Apa saja? Ada SKCK, SKBN, SKBS, Kartu Kuning, DRH, Surat Pernyataan bermaterai, surat lamaran. Trus, ditambah pula foto bg merah dan biru. Plus ijazah SD-SMA yang telah dilegalisir. Aku akan cerita tentang ini.

SKCK, membuat sudah bulan oktober. Maka januari kemarin, aku sudah harus memperpanjang. Alhamdulillah, tinggal nunjukin yang legalisiran, aku sendiri sudah lupa naruh yang asli di mana.

SKBN (Surat Keterangan Bebas Narkoba), sempat membuat januari juga, bersama Bapak waktu itu. Tapi, ternyata cuma berlaku 30 hari. Alhasil, aku buat lagi kemarin. Tidak lama, 10 menit saja, dan tidak mahal, hanya 30ribu. Kalau dengar2 kabar dari jakarta, beberapa dapat mahal sampai ratusan. Hmm...

SKBS (Surat Keterangan Berbadan Sehat), ini benar-benar mendapat bantuan dari Rumah Sakit, tidak perlu ribet dengan persyaratan, sudah dengan mudah mendapat surat ini. Meski kemarin harus memperbaharui lagi. 

Kartu Kuning, buatnya juga oktober. Berarti, udah kadaluarsa? Belum. Enam bulan masa berlakunya. Tapi, kemarin, aku mencari yang asli koq ngga ada ya? Aku tanyakan di tempat kosan, kata kawanku juga ngga ada. Sempat panik, karena pada saat aku dapat info ngga ada itu, posisi sudah di Semarang, dan tidak mungkin balik. Tapi rupanya, temenku masih bersedia mencari-cari, dan akhirnya nemu. Alhamdulillah.

Daftar Riwayat Hidup,,, lancar-lancar saja mengisinya. Karena sudah ada format. Meski kemudian saya harus menulis ulang dan ulang karena ada kesalahan hanya sebaris..*tidak boleh dicoret

Surat pernyataan bermaterai, surat lamaran kerja, alhamdulillah lancar dibuat. Meski aku harus menulis surat lamaran di tengah kemacetan dalam taxi yang kutumpangi menuju lapangan banteng. Nanti aku cerita lagi tentang ini.


Ijazah? Alhamdulillah, SMP-SMA beres. Tinggal SD. Hari itu Jumat, saya ke SD Tempelan. Singgah ke kantor, dan mendapat info kalau pak kepala sekolah tidak ada di tempat dan baru bisa jadi legalisirnya hari senin. Well done! Tidak mungkin, kan senin kupakai. Tapi, kemudian, setelah si ibu bertanya kepada atasannya, dapat info kalau besok bisa diambil. Tapi kan nanti siang aku sudah harus ke semarang, besok gimana? Well... Dapat ide, besok, biar diambil sama Mbak sepupu, dan dititipkan travel ke Semarang. Saat kuserahkan ijazah asli, si ibu menolak, "Yang asli di bawa saja, mbak, takut ketlingsut!". -agak aneh sebenarnya, legalisir, tanpa menunjukkan yang asli-

Baiknya lagi, beberapa jam kemudian mendapat sms dari kawan satu penempatan, "Yang belum sempat legalisir ijazah, boleh fotokopiannya saja...". Weh?


Okey,,sekarang tentang perjalanan. Jumat, saya dan Bapak ke semarang. Awalnya, aku berniat ke jakarta Sabtu, soalnya takut ada yang kurang. Tapi kata mbak Nita, "Apa ndak kasian sama Bapak, minggu saja. Toh, pendaftarannya dikasih tenggang waktu sampai Rabu kan? Biar bisa main-main di sini dulu ya...". Wajar, demikian. Soalnya, bapak kan jadi sendirian di rumah, setelah ibu dipanggil Allah 2 bulan yang lalu. "Iya, mbak ndak papa. InsyaAllah tetap sempat.."

Well..dan kejutan dari Allah, saya dapat sms ketua tim lagi, "DJA daftar ulang senin pukul 9 pagi. kumpul jam 8.30 dulu ya"

Dalam hati, hanya berharap, "Insya Allah sempat lah, biasanya, nyampai sana juga pagi"

Awalnya, sebelum pemberitahuan itu, rencanaku adalah dari blora ke jurangmangu naruh barang, baru berangkat ke lapangan banteng dan cari kosan. Tapi berhubung rencana daftar tgl 27, satu, rencana berubah, dan estimasi jika harus balik ke jurangmangu dulu pasti memakan banyak waktu. Dua, belum dapat kos juga, memutuskan untuk tinggal sementara di Yunita (STIS). Lama-lama kalau dipikir, iya juga, akan lebih dekat kalau nanti aku sudah dapat kos definitif untuk pindah-pindah barangnya. 

Malam hari itu, ahad malam. Jadwal bis molor karena ada truk terguling menghalangi jalan. Macet. Pukul 9.30, baru bisa berangkat dari Semarang. Dua jam telat. "Wah, bisa-bisa sampai sana jam 9 ni!", mantap! Kata penumpang sebelah. Sudah ketar ketir aja itu. Sudah menyiapkan kata-kata apa yang akan disampaikan kepada kepegawaian, dsb. Belum lagi, aku bawa barang (sangat) banyak, tak mungkin jika langsung ke lapangan banteng, harus transit dulu. 

Dan Allah menolongku, sangat! Yunita bersedia membawakan barang2yang sudah rapi-rapi ditata mbak nita, ke kosannya dulu. Sedang aku, naik taxi ke lapangan banteng. Awalnya tidak berniat naik taxi, ya cukuplah naik angkot ke tempat yunita dulu, baru ke lapangan banteng. tapi karena sudah tidak keburu waktu, terbersitlah ide itu. Dan alhamdulillah, ternyata tidak mahal-mahal juga, jika dibanding beratnya tas itu... Dan saya, bisa sampai tepat waktu, yaitu setelah membayar taxi, teman-teman se-tim juga baru tiba di gedung. Padahal, macet banget!

Tentang kosan, sudah aku cari sejak aku tahu penempatan DJA. Awalnya ada yang 500 ribu, di cempaka putih, dengan naik angkot 1x. Setelah ditanya, penuh. Ada lagi, yang lebih dekat, tetep naik angkot sih, penuh juga. Sempat ada tawaran kontrakan yang murah untuk ber-5-an, tapi, ternyata belum juga ada konfirm kepastian bisa tidaknya ditempati. Kosan yang deket kantor, awalnya aku tertarik, 500ribu saja, tanpa harus keluar biaya angkot. Tapi, belum juga dapat konfirmasi. Banyak sekali orang kutanya, tapi ternyata penuh. Dan Allah menolongku, lagi, untuk kesekian kalinya. Tiba-tiba, novia (lagi) sms, "Udah dapat kosan?", karena saat itu memang dalam keadaan tanpa kepastian begitu, aku bilang saja, "Belum dapat, nov...ada rekomendasi?", tetep ya, nyari!

"Alhamdulillah. ini ada tawaran kosan. Kemarin aku mau ke tempat ini, tapi karena nemu tempat yang banyak temennya, kamu coba aja hubungi mbaknya..."

Kucoba menghubungi, dan ternyata kosan itu di Kramat. Fasilitasnya ada kamar, kamar mandi, dapur, tv, kulkas, semacam rumah kontrakan. Harganya 400ribu sebulan. katanya, lingkungannya enak. Well... tdi, pas aku lewat situ, dan kulihat, lebih dekat dari cempaka putih, salemba, dsb. Dan alhamdulillah, (semoga) malam ini bisa pindah ke sana:)

Itu dulu,,, Oh ya, meski sempet kesalll dengan bis yang tak kunjung datang, macet yang sepanjang jalan, kosan yang nggak juga dapat kepastian, tapi ternyata ada hikmah, bahwa rencana Allah pasti indah. Dan itu yang kurasakan di akhirnya. Meski cukup ngeselin, tapi semoga masih ada ikhlas di hati hingga menghantar pada keridhaan atas keputusan Allah untuk kita. Ingatlah, rencanaNya pasti sangat indah!

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)