curhatibu.com

Gumaman Pagi Hari


"Fitrah manusia untuk meminta harta, cinta dan suka cita...
Hasrat insani slalu merasa iri, benci, gundah, gelisah


Hari hari indah tlah berlalu sudah
Dalam kemelut rasa, dalam gejolak jiwa...

Izinkan aku untuk mengakui betapa besar rasa itu di hati
Maafkan aku yang tak pernah mengerti segala keindahan ciptaanMu, Illahi...

Kini kusadari hidup tiada berarti tanpa mencinta dan dicinta Illahi
Maafkanlah daku slalu meragui Maha Hebat cintaMu ya Rabbi"


Cukuplah sudah. Terlalu banyak, kita, manusia menuntut dan mempertanyakan tentang suatu hal yang sesungguhnya tidak penting. Atau seringnya, sudah ada jawabannya. 

Pertanyaan tentang mengapa saya begini, mengapa takdir saya seperti ini, mengapa saya tidak juga mendapatkan ini, itu, dan seterusnya, hanya akan menambah tabungan dosa kekufuran. Ya, kekufuran, kawan! 

Wahai orang-orang yang mengaku beriman, mengapa tak banyak kata syukur kau ucap? Mengapa tak banyak sikap syukur kau lakukan? Mengapa tak banyak rasa syukur kau tenangkan? 

Lupakah kau dengan nikmat yang begitu banyaknya? Inginkah engkau terus menerus menjadi sasaran atas ayat Allah, "Dan nikmat Tuhan yang mana lagikah yang akan kau dustakan?", LAGI??? sampai kapan? Sampai berapa banyak? Tak cukupkah itu menjadi peringatan.

"Saya hanya butuh jawaban, kapan saya bisa mapan! Itu saja!"

Siapa yang kau suruh jawab? Jawaban seperti apa yang kau maksud? Yang kau mau? Pastinya yang kau mau, jawaban bahwa kau akan mapan esok pagi, segera. Ya kan?

Itu bukan melulu jawaban yang benar!

Pemberian yang sama, dengan cara yang berbeda, tentu berbeda pula rasanya. Sama-sama kau diberi sepotong coklat, tapi yang satu dibungkus rapi dengan plastik becorak manis, dan yang satu dilemparkan begitu saja ke wajahmu! Sama-sama diberi bukan? Tapi berbeda maknanya...

Berhentilah dengan segala keinginan-keinginan pada Tuhan, yang justru lebih kepada tuntutan dan ungkapan ketidaksyukuranmu. Karena sungguh Dia maha hebat, dengan segala kekuasaannya. Tak akan luput sedikitpun dari perhatianNya. 

"Karena urusanmu sekarang adalah mengerjakan apa yang diperintahkan, dan menjauhi apa yang dilarangNya, kemudian berusaha dan berdoa. Selanjutnya, itu urusan Tuhanmu,,,"

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)