curhatibu.com

Bahaya Hadits Palsu terhadap Keyakinan Umat


Ingat bahwa tidak ada yang bisa memberikan manfaat atau mudharat kepada manusia, kecuali dengan izin Allah Swt. Keyakinan inilah yang ditunjukkan dalam Al Qur’an dan hadits. Allah meniadakan hal itu melalui Rasulullah Saw. “Katakan hai Muhammad, bahwa ‘aku tidak memiliki untuk diriku, manfaat, mudharat,kecuali yang Kau kehendaki’” Rasulullah saja tidak mampu memberi mudharat atau manfaat kecuali izin Allah.

Orang yang punya keyakinan bahwasanya hari tertentu bisa memberikan kesialan, maka ia telah berdusta. Allah meniadakan para malaikat untuk memberikan syafa’at, kecuali setelah Allah berikan pada mereka izin kepada siapa yang diridhai. Ini adalah keyakinan yang harus kita yakini, bahwa tidak ada kesialan dan manfaat, kecuali Allah Swt.

Ini bulan Shafar, banyak yang meyakini ini hari sial, terutama hari Rabu pada pekan terakhir bulan tersebut, ia adalah hari musibah terus-menerus. Ia telah berdusta atas nama Nabi, padahal, yang berdusta atas namanya dengan sengaja sama saja menyiapkan tempat duduknya di neraka. Keyakinan itu tidak pernah sedikitpun diyakini oleh Rasulullah Saw.

Sebuah hadits menyatakan, “Tidak ada penyakit yang menular, tidak ada pula kesialan dari suara burung, ataupun dari suara burung hantu, dan tidak ada pula kesialan dari bulan safar.”

Banyak hadits palsu yang menyebabkan kaum muslimin jatuh pada keyakinan yang bathil!

Maka, seorang muslim punya keyakinan bahwa hari apapun tidak ada yang bisa memberikan manfaat atau mudharat, kecuali dengan izin Allah. Misalnya: hari tertentu adalah hari terlarang aktivitas, jika melanggar, ia mendapat kesialan! Itulah godaan iblis terhadap manusia!!!

Seorang mukmin hanya memberikan tawakkalnya pada Allah saja. Terkadang tathayyur terbentik di hati saat kita mendengar burung tertentu, atau saat beli rumah lalu tertimpa musibah-musibah.

Ibnu Mas’ud, “Tidak ada di antara kita, kecuali pernah terbetik di hatinya tentang kesialan”. Obatnya, tawakkal sepenuhnya pada Allah, yang dari kehendakNya lah ada manfaat dan mudharat.

“Aku melihat ada nabi yang diiukti kaum, ada yang diikuti 2 atau 1 orang, ada juga yang tidak ada pengikutnya sama sekali. lalu aku diperlihatkan kelompok besar, ia adalah ‘Musa dan kaumnya’, lalu diperlihatkan lagi, ‘ia adalah umatmu wahai muhammad. Di dalamnya ada 70ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan adzab’, mereka adalah orang yang tak minta diruqyah, tidak berobat dengan besi panas, tidak menganggap sial atas suara burung, dan bertawakkal pada Allah.’”

Tidak ada kelebihan pada bulan safar. Bukankah perintah Allah senantiasa turun pada manusia setiap harinya? Tidak pernah berhenti terhadap diri kita.

Kaum kafir Quraisy menganggap pernikahan di bulan syawal berdampak kesialan, tapi Rasulullah menyelisihinya. Semestinya demikian pulalah kita.

Ada hadits pula, perangai jahiliyyah membuatnya memfonis sesuatu tertentu, dan menyalahkan ‘barang’. 

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)