curhatibu.com

Ukhuwah sebagai pondasi paling kokoh!!!


Kajian Reihan, 13 november 2011 @Masjid Baitul Maal oleh Ust. Rasikh
Tema : Ukhuwah

Al Ukhuwah, menurut imam al banna adalah bahwa hendaknya berbagi hati dan ruh dalam ikatan aqidah. Aqidah adalah ikatan paling kokoh dan mahal. Ukhuwah wujud keimanan, perpecahan wujud kekufuran. Kekuatan pertama adalah persatuan. Tiada persatuan tanpa kasih sayang. Tingkat paling rendah lapang dada, paling tinggi adalah itsar.

Rukun ini merupakan salah satu sarana yang paling kokoh untuk bisa melaksanakan rukun2 yang pernah kita bahas. Bila seorang berilmu, dan beramal dan berupaya istiqamah tanpa ada persaudaraan dan kelompok, maka niscaya keimanan itu tak akan bertahan lama. Gembala yang sendiri itu lebih mudah diterkam srigala. 

Maka persaudaraan adalah untuk mengokohkan satu sama lain. Apalagi di tengah kondisi ketidak pahaman masyarakat tentang Islam, yang mengatur setiap perilaku hidup, bukan sekedar symbol. Maka jangan kaget jika pejuang islam dianggap sesuatu yang lain, jika sendiri, akan sulit untuk bertahan dalam keimanan tersebut.
Banyak orang yang punya ilmu dan pemahaman yang bagus, dan tumbuh di lingkungan pengetahuan yang baik, namun ketika suatu waktu ia tidak bisa mendapatkan komunitas yang baik tersebut lagi, dapat membuatnya berubah menurun kualitas keimanannyaa, bisa tergores dan masuk ke dalam arus yang mengikuti masyarakat. Maka, inilah inti dari rukun2 yang kita bahas dari kemarin.

Dalam qur’an surat al anfal 62-63, “Dialah yang menguatkan dan menolong kalian dengan orang mukmin, …”
Orang sekaliber sahabat rasul saja tak bisa bergerak tanpa adanya komunitas orang beriman. Ini adalah asset yang harus dijaga. Dan Allah sajalah yang menimbulkan rasa persaudaraan di hati kita. Maka tidak terjadi suatu ukhuwah jika islam tidak ditegakkan.

Betapa banyak orang tersatukan dengan uang, namun setelah habis, persaudaraan itu hilang. Betapa banyak ia mengumpulkan manusia untuk memilihnya dengan uang, persaudaraan itu hanya beertahan sampai kekuasaan uang itu habis. Maka tidak mungkin persaudaraan itu muncul kecuali dari Allah. Rasa ukhuwah itu muncul dari hati. Allah yang membolak balikkan hati. Hati berada di jari jari rahmat. Keimanan keyakinan menegakkan islam bersama inilah yang membentuk ukhuwah itu.

Indikasi seseorang dikatakan berukhuwah:
1.       Lapang dada (indikasi paling lemah). Kita tidak bisa memaksa orang berpikir sama dengan apa yang kita pikirkan, maka jika ukhuwah itu ada, ia akan menerima hal tersebut dan mengikhlaskan keinginannya (pemikirannya) tersebut, dan menjadikan ia memberikan keutamaan untuk orang lain
2.       Al itsar (mendahulukan orang lain, dengan segala keinginannya yang bersifat keduniaan). Adapun masalah ketaatan kepada Allah, kaidahnya adalah fastabiqul khairat. Al itsar ini adalah puncaknya sebuah persaudaraan. Rasul adalah orang yang paling berhasil memupuk persaudaraan itu. Sehingga saat para muhajirin yang datang dalam keadaan terlunta dan apa adanya, dipersaudarakanlah mereka dengan kaum anshar. Kemudian, saat di suatu waktu, orang munafik datang ingin merusak persaudaraan itu dengan mengadu domba saling menghebatkan diri. Dan rasul datang atas hal ini.

Pondasi UTAMA Persaudaraan : KETAATAN. Jika ada dosa, maka persaudaraan akan tercabut. Bentuk dosa itu adalah memenuhi hasrat pribadi, maka jika orang maksiat, tidak akan muncul persaudaraan itu.
Dalam surat az zukhruf 67, orang yang berkasih-kasihan, sulit untuk dipisahkan. Nanti ketika datang kepada Allah, sebagian dan sebagian yang lain menjadi saling bermusuhan dan menyalahkan (karena persaudaraan yang dibangun itu untuk memenuhi hasrat nafsu), kecuali yang bertaqwa. Kekekalan yang terjadi bagi orang yang bertaqwa akan selama2nya, tetapi yang mencintai bukan karena Allah, akan menjadi musuh sebagian dari sebagian yang lain.

Ada lima hak antara seorang muslim dan muslim lainnya:
1.       Ketika dia mengucap salam, kita wajib menjawab salam tersebut. Jawablah lebih baik. Ketika antara 2 saudara saling berseteru, maka yang terbaik di antara keduanya adalah yang pertama mengucapkan salam, karena ia berarti telah berupaya melunturkan permusuhan.
2.       Jika dia mengundang kalian, penuhilah undangannya, apapun itu, kecuali yang mengajak kepada kemaksiatan. Dan orang yang mengundang pun harus paham mengenai kondisi yang diundang.
3.       Kalau dia bersin, dan mengucapkan hamdallah, doakan ia pula, itu adalah tanda kita turut mensyukuri kebahagiaan saudara kita yang mendapat nikmat sehat karena bersin itu. Kalau bersinnya berkali-kali, beri  nasehat untuk menjaga kesehatan.
4.       Saat saudara sakit, maka kunjungilah. Sebab, rasa sakit itu akan semakin besar rasanya jika tidak ada yang memberikan motivasi. Apalagi bagi orang yang menderita penyakit berat. Bahkan bisa jadi dia akan sembuh jika dijenguk dan dimotivasi saudaranya.
5.       Takziah kepada keluarganya, dan mendoakan jenazahnya dengan baik. Bahkan, jika kita paham tata cara perawatan jenazah yang lebih baik, maka kita ambil alih. Bukan karena apa, melainkan karena ikatan persaudaraan kita dengan nya.
Ukhuwah diikat dengan aqidah islamiyah, bukan yang lain, misal suku, universitas, partai, kelompok kajian, dsb. Melainkan persaudaraan yang lebih luas dari itu. Seorang muslim memandang saudaranya selagi masih islam, sebagai seorang muslim.

Perasaan ukhuwah harus ditunjukkan secara nyata, yaitu dengan:
1.       Memberitahu dan mengarahkannya saat salah dan keliru, nasehati 4 mata, atau mintalah orang untuk menasehatinya. Jika sudah sulit dinasehati, kita nasehati saudara kita yang lain untuk berhati-hati pada teman kita tersebut.
2.       Menyimpan aibnya
3.       Perlakukan saudara kita sebagai saudara, bukan musuh, meski tidak secara verbal
4.       Secara verbal, kata akhi ukhti dipopulerkan oleh beliau, untuk menimbulkan rasa ketenangan dalam hati dan saling menyatukan satu sama lain. ‘akhi’ ‘ukhti’ ini lebih mengokohkan persaudaraan tersebut

Potensi Ukhuwah:
1.       Potensi kekuatan. Kita menjadi kuat karena persaudaraan. Mukmin dan mukmin yang lain saling mengokohkan seperti sebuh bangunan. Ibarat tubuh, jika satu bagian merasa sakit, seluruh nya merasa sakit pula. Inilah kekuatan umat islam. Hal ini justru sering dipahami oleh orang Eropa, yang ingin menyatukan kaum mereka. Maka seharusnya, umat islam yang kokoh aqidahnya justru harus lebih bersatu.
2.       Potensi ekonomi. Tidak ada yang lebih besar potensi yang menyatukan penjual dan pembeli, kecuali adanya ukhuwah di antaranya.
3.       Potensi kemenangan. Kemenangan yang timbul dari ukhuwah, jauh lebih besar daripada yang hanya merupakan ikatan kelompok. Satu sama lain akan saling membela.

Maka dari itu, rukun ini dijadikan beliau untuk mengokohkan dakwah dan bantu membantu dalam dakwah sehingga rukun-rukun yang lain terjaga.

Dalam Al Qur’an, persaudaraan yang paling kuat adalah antara suami dan istri, tapi inipun bisa pecah. Begitupun yang terjadi antara seorang saudara dengan lainnya, boleh menggunakan mediator. Karena mediator ini dapat menghubungkan keduanya, tanpa terbumbui nafsu pribadi yang mungkin muncul jika tanpa mediator.

Bagaimana pergaulan dengan non Islam? Ukhuwah hanya ada pada keimanan, pada satu aqidah. “Sesungguhnya, orang mukmin itu bersaudara”, bukan “sesungguhnya orang islam itu bersaudara”. Hal itu karena banyak juga orang islam yang tidak menjalankan ajaran islam.

Saat kita berjalan hampir beriring dengan saudara kita, maka dahulukan saudara kita. Tetapi, jika beriring dengan non Muslim, kita tidak boleh mengalah, hal itu karena Allah telah memuliakan diri kita. Jangan mau kalah! Tapi tetap, perhatikan caranya (tekniknya).

Prioritas menyelesaikan perselisihan antara hubungan dengan saudara kandung, atau saudara seiman? Yang kita nilai, hubungan itu mana yang lebih dekat dengan keimanan. Bukan masalah saudara kandung atau bukannya, melainkan yang keterkaitan hal tersebut lebih dekat dengan keimanan atau tidak. Ini tolak ukurnya : kedekatan pada syariat. Tapi jika ternyata seimbang, maka saudara kandung mempunyai hak untuk lebih didahulukan.

Silaturahim – menyambung kasih sayang – tidak wajib, istilah ini tidak ada dalam syari’at, tapi orang mengambil dari dalil umum bahwa menyatukan umat islam itu wajib.
Silaturahmi – silat (menyambung) rahmi (rahim Ibu) – ini wajib hukumnya – menyambung ikatan keluarga, batasannya sampai bapaknya kakek. 

Sesungguhnya tidak ada manusia yang peduli pada orang lain, semua memikirkan dirinya sendiri, apalagi pada hari akhirat. Nah, itsar itu adalah upaya mendahulukan diri kita sesungguhnya, meskipun secara dzahir mendahulukan orang lain. Janji Allah bagi orang yang itsar adalah memberikan lebih padanya.

Orang kalau bersaudara, harus memberi tahu saudaranya. Jika ia mencintai saudaranya, katakanlah.
Jika seorang laki-laki muslim merasakan cinta pada saudaranya, maka hendaklah ia memberitahukan saudaranya.
Jika kedua orang saling mencintai, maka yang lebih utama adalah yang lebih cinta pada saudaranya tersebut, bahkan melebihi dirinya.
Salah satu cara menyatukan hati adalah menyelesaikan suatu proyek bersama.  

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)