curhatibu.com

Kisah Peminta


“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan” (QS. Ar Rahman)

Langkah kecilnya terlihat gemetar. Seakan terlalu berat menahan sebuah beban yang tak seharusnya ada dipundaknya. Diraihnya sebuah tangan kecil yang berjalan riang di sampingnya. Seorang anak kecil, berumur 5 tahun-an, 3 tahun lebih muda darinya. Anak kecil itu terlihat sangat menikmati perjalanan bersama sang kakak. Namun, sangat jelas terlihat pada bening nya mata sang kakak, rasa lelah yang teramat sangat.

Sampailah mereka ada sebuah warung makan. Seperti biasa, berdua memasuki warung tersebut, dan meminta belas kasih para pengunjung. Ssrrr….dada ini berdesir. Jiwa ini turut gemetar melihatnya. Sebuah pemandangan yang mungkin teramat biasa bagi warga Jakarta, kota metropolitan ini. Namun, itu tak biasa buatku, pendatang dari Jawa.

Untuk sejenak kemudian, aku menerawang masa kecilku dulu. Perjuangan mereka hidup terlalu dini. Ataukah aku yang terlalu ‘tua’ untuk mengerti arti perjuangan itu?mereka terlampau muda untuk berjuang peroleh kehidupan. Namum apalah daya mereka. Pun mereka disuruh emilih, tak akan mereka memilih keadaan mereka saat ini. Mungkin mereka akan sangat memilih kehidupan dulu. Yang sederhana, tapi banyak kebahagiaan kurasa di sana.

Yang ada di pikiran ku dulu, ketika seumuran mereka, adalah bermain. Bersama teman-teman. Yah…ku piker, masa kecil adalah segalanya. Ketika ku sesuatu, aku tinggal mengatakan pada ibuk dan bapak buat itu. Setelah itu, kerjaanku hanya bermain. Saat seumuran si kakak, aku lebih banyak belajr. Belajr menulis, menggambar, menghitung, dan lain sebagainya.

“Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan-Mu memaklumkan,”Sesunggunhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesugguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. 14:7)

Terlalu banyak pengingkaran kita terhadap Allah. Bahkan untuk kebahagiaan yang kita dapat selama ini. Apalagi untuk sebuah bencana atau masalah. Kita hanya dapat menuntut dan protes sama Allah, tanpa mengingat nikmat-nya yang sangat banyak disbanding ketidakberuntungan kita akan sesuatu. Kita baru ingat saat kita melihat ternyata ada yang lebih tidak beruntung dari kita. Kita baru ingat betapa besar rahmat, nikmat Allah kepada kita selama ini.

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan” (QS. Ar Rahman)

Kampus jurangmangu, 28 november 2008, ketika awal berjuang di sini

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)