curhatibu.com

Kisah Perang Khandaq dan Hikmah di dalamnya

Bismillahirrahmanirrahim,…
Saudariku,…banyak hal yang kita dapat dari perang Ahzab,..perang yang melibatkan 10.000 pasukan ahzab yang terdiri dari orang yahudi, musyrikin, kafir,…dan umat muslim yang harus melawannya hanya sejumlah 700 orang, termasuk Rasulullah Saw. Jumlah yang sangat timpang. Bahkan ketika perang sebelumnya, yang dihadapi adalah 1:4, di perang ini menghadapi 1:14. Sungguh jika tanpa kekuasaan Allah, maka pasukan muslim pasti telah habis dikepung oleh pasukan Ahzab, apalagi mengingat tidak hanya pasukan yang dalam jumlah banyak, melainkan persenjataan dan teknologi yang waktu itu dapat dikatakan sangat canggih. Ditambah kondisi fisik dan psikis pasukan muslim, yang pada waktu itu baru saja menyelesaikan puluhan perang lain.

Namun, sekali lagi, jika Allah telah menghendaki kemenangan, maka tak akan ada yang dapat mengubah kehendakNya tersebut. Maka tak terlalu sulit bagi Allah untuk kemudian menurunkan petunjuk strategi perang kepada salah seorang Persia bernama Salman Al Farizi. Dalam sebuah musyawarah, tercetuslah ide itu lewat Salman, ide untuk membuat parit demi menghindarkan pergerakan musuh masuk ke Madinah. Ide ini pasti nya tidak mungkin diketahui oleh musuh, karena ide ini berasal dari kerajaan Persia,.

Akhirnya, diterimalah ide itu oleh Rasulullah. Segera Salman ditunjuk sebagai koordinator pelaksana pembangungan parit. Pembangungan dilakukan oleh 700 orang, termasuk Rasulullah, sang pemimpin, Rasul Allah. Parit yang akan dibangun sepanjang 5 km (hanya di sebelah utara Madinah, karena di selain bagian itu telah ditutup oleh bukit-bukit, dan ini sangat menguntungkan umat Islam). Lebar 4,6m, dengan perhitungan tidak memungkinkannya kuda untuk melompatinya. Serta dalamnya 3 meter, untuk mempersulit musuh untuk naik kembali jika memilih turun melalui parit. Sungguh perhitungan yang bagus dilakukan oleh Salman.

Parit dibangun, oleh para pejuang itu, termasuk kaum munafik. Kaum yang takut untuk menunjukkan kekafirannya, karena takut akan diperangi. Akhirnya, hanya bisa berpakaian Islam untuk melindungi dirinya. Dan yang mereka lakukan adalah bak pecundang yang sangat senang memprovokasi pejuang muslim untuk berhenti saja dari pembangunan parit itu. Apalagi, kondisi saat itu gagal panen, cuaca sangat panas, lapar, lelah, dan sebagainya.

Lapar yang mereka rasakan berhari-hari, haus yang juga mereka rasakan hingga dehidrasi, sempat membuat mereka sedikit berputus asa. Namun, mereka melihat Rasulullah yang harus menaruh dua batu di perut beliau, sedang mereka hanya satu batu, untuk menahan lapar itu. Artinya, bahwa Rasul lebih lapar daripada para sahabat lain.

Sekali lagi, rahmat Allah hadir pada pasukan muslim tersebut. Ketika Jabir dan istrinya hendak memberikan sedikit makanan kepada Rasul, dan satu atau dua orang lainnya, yang menurut Jabir memang makanan yang tersedia hanya cukup untuk tiga orang, Rasulullah mengundang semua pasukan, sekitar 700 pasukan untuk datang ke rumah Jabir. Ya, Jabir ‘menjamu’ 700 orang. Para sahabat diminta Rasul untuk menunggu giliran masuk rumah, di mana Rasul sendiri yang mengambilkan kuah kambing dan roti kepada sahabat. Sahabat mentaati perintah rasul tersebut, dan sabar menanti. Dan sungguh jika bukan karena rahmat Allah, tak akan kuah kambing dan roti itu cukup untuk 700 orang. Akhirnya, semua kenyang,..dan bersiap kembali menyelesaikan tugasnya.

Pembangunan parit itu hampir selesai, namun, ada satu bagian yang terhambat oleh sebuah batu besar. Sulit sekali dipecahkan. Hingga akhirnya Rasulullah turun tangan. Dengan kekuatan beliau yang pada waktu itu berusia 58 tahun, dipukulnya batu itu, hingga muncul percikan api di sana,.. Sahabat bertakbir, dan Rasul berkata, “Allahu Akbar! Kunci Syam telah diberikan padaku. Demi Allah aku tengah melihat istana-istananya yang berwarna kemerahan”.

Pukulan kedua pun seperti itu, “Allahu Akbar! Kunci-kunci Persia telah diberikan kepadaku. Demi Allah aku tengah melihat istana-istana kota berwarna putih”

Pukulah terakhir,akhirnya membuat batu itu pecah menjadi pasir,… “Allahu Akbar! Kunci-kunci Yaman telah diberikan pula kepadaku. Demi Allah kini aku tengah melihat pintu-pintu kota Shan’a dari tempatku ini,…”
Dengan demikian, hilanglah batu besar itu, dan pengerjaan parit dapat diselesaikan,..

Akhirnya, ketika pasukan Ahzab tiba, apa yang terjadi,..mereka kebingungan dengan adanya parit yang membentang begitu lebar, hingga melumpuhkan semua kekuatan persenjataan mereka. Dan selama 25 hari, yang terjadi adalah, pertempuran ‘urat syaraf’, serta pertempuran saling mengintai dan memanah saja. Korban yang terjatuh di pihak musuh sekitar sepuluh orang, dan dua orang tewas. Adapun di pihak muslimin sekitar enam orang yang luka-luka dan satu sahabat syahid terkena anak panah, yaitu Sa’ad bin Mu’az ra, terkena anak panah di bagian tangannya sehingga memutuskan urat nadinya.

Sungguh, jika tanpa pertolongan Allah kaum muslimin pasti akan kalah oleh 10.000 pasukan Ahzab,.

Ada beberapa pertolongan Allah, yaitu berupa kekuatan do’a. Do’a adalah senjata orang-orang beriman, do’a adalah cara kita ‘merayu’ Allah agar pertolongan-Nya datang, dan pada akhirnya kemenangan ada di pihak kaum muslimin.

Selain itu, peranan Nu’aim bin Mas’ud, seorang pemuda yang baru saja masuk Islam, menyembunyikan keislamannya untuk mengadu domba pasukan ahzab yang terdiri dari suku-suku yang berbeda itu. Hal itu sungguh sangat mampu menggoyahkan soliditas mereka.

Pertolongan yang lain, adalah angin badai yang memporakporandakan markas pasukan ahzab, menerbangkan tenda-tenda, serta persenjataan mereka.

Hingga, peranan seorang sahabat Hudzaifah, ketika diminta Rasul mencari tahu (memata-matai) pasukan ahzab, hanya memata-matai, dia mendapat informasi bahwa pasukan ini akan mundur. Hudzaifah saat itu mampu menembus markas dan mengikuti musyawarah mereka, dan hudzaifah sangat dekat posisinya dengan pimpinan mereka jika ingin membunuhnya. Namun, jika dia tidak patuh pada apa yang diperintahkan Rasul padanya, pasti cerita Ahzab akan lain lagi.

Itulah, sekilas perjalanan perang khandaq (parit) atau perang ahzab, selama 25 hari.

Ada begitu banyak hikmah yang bisa diambil dari kisah ini,,..
1.       Bagaimana bentuk penghormatan Nabi kepada semua pasukan, dimana Nabi memanggil satu per satu nama mereka, sebagai bentuk penghormatan kepada mereka.
2.       Optimisme yang selalu ditanamkan Rasul kepada sahabat. Bagaimana ketika dalam keadaan musuh ada di hadapan, tapi Rasul justru menjanjikan bahwa Syam, Persia dan Yaman, yang saat itu menjadi peradaban yang besar, akan dapat ditaklukan oleh umat islam. Begitu pula, ketika menjelang pasukan ahzab datang, Rasul berbaring sejenak, dan tiba-tiba beranjak dengan wajah yang begitu ceria serta berseru, “Allahu Akbar! Bergembiralah wahai orangorang Muslim, dengan kemenangan dan pertolongan dari Allah Swt”. Kabar ini pastinya menambah keyakinan dan gairah para sahabat untuk menghadapi perang karena janji Rasulullah pasti
benar.
3.       Pengorbanan para sahabat, yaitu ketika rasa lapar dan haus mendera, mereka tetap mementingkan keselamatan kaum muslimin. Mereka tetap bertekad untuk membangun parit demi keselamatan umat Islam. Begitu pun pengorbanan Jabir dan istrinya untuk Rasul dan pasukan muslimin dengan menjamu pasukan yang memang sedang dalam keadaan kelaparan. Selain itu, pengorbanan materi dalam rangka pembangunan parit yang membutuhkan tidak sedikit dana. Mereka harus berswadaya, karena kas negara tidak ada yang dialokasikan untuk perang tersebut.
4.       Kepemimpinan luar biasa dari rasulullah, yaitu ketika beliau turut terjun langsung dalam pembuatan parit, dan peperangan. Bahkan Ali berlindung di balik jubah Rasulullah. Selain itu, betapa beliau adalah yang paling merasakan lapar di antara pasukan yang lainnya. Beliau adalah pemimpin yang mempunyai kekuatan fisik luar biasa, terbukti bahwa beliau mampu (atas izin Allah) memecahkan batu besar yang bahkan oleh orang berotot di antara para sahabat, tidak dapat terselesaikan. Beliau adalah pemimpin yang memiliki pandangan ke depan dan visioner. Terbukti optimisme beliau dengan terebutnya Yaman, Syam dan Persia, padahal saat itu sedang menghadapi perang khandaq yang bahkan sampai membuat shalat beliau terlambat, membuat ketidaknyamanan ketika hendak menunaikan hajat, dan sebagainya. Beliau juga adalah pemimpin yang mampu mengobarkan semangat pasukannya,…sungguh, beliau sebaik-baik tauladan dalam kepemimpinan,..sungguh merindukan sosok pemimpin seperti beliau.
5.       Urgensi musyawarah dan keberkahannya. Bisa saja ketika Rasulullah mengajukan suatu usul kepada pasukan pasti akan langsung diterima, namun, beliau menyerahkan kepada pasukan untuk mengeluarkan usulnya atas strategi perang yang akan dilakukan. Begitupun ketika Rasulullah mengeluarkan suatu keputusan, untuk menyerahkan hasil panen setahun kepada suatu bani pasukan ahzab sebagai ganti untuk mengadakan perjanjian damai, dan ketika ada sahabat yang menolak, beliau tidak melaksanakan apa yang diusulkannya.
6.       Kualitas kader pasukan muslimin dalam perang ini, adalah memiliki keberanian yang tinggi, yaitu ketika salah satu dari mereka diminta menyusup ke markas pasukan ahzab. Atau ketika seorang wanita yang berani membunuh Yahudi yang sedang memata-matai mereka. Mereka disiplin, melakukan apa yang diperintahkan Rasul, termasuk ketika Hudzaifah hanya diperintahkan memata-matai pasukan musuh. Kontributif dalam dakwah, yaitu dengan berswadaya, serta pengorbanan mereka. Serta yang penting adalah akhlaq terhadap pimpinan mereka, termasuk dalam meminta izin, hanya orang munafik yang tidak meminta izin.
7.       Menerima dan memanfaatkan konsep dari luar Islam, selama itu bermanfaat demi kemaslahatan dakwah, yaitu konsep parit yang diambil dari kerajaan [ersia yang saat itu menyembah api.
8.       Kemudahan fikih Islam dan implementasinya dalam dakwah, yaitu ketika Rasul shalat Asar ketika matahari sudah terbenam, dan kemudian dilanjutkan shalat maghrib, karena begitu harus bersiaga dalam perang tersebut. Begitulah Allah memberikan keringanan atas mereka. 
Dan pastinya, jika kita mempelajari lebih dalam lagi dan lebih rinci mengenai perang ini, akan semakin banyak pelajaran yang akan kita dapatkan. Semoga ini bisa menjadi pembuka dan penyemangat untuk lebih mempelajari kembali hikmah dan kisah dalam perang Khandaq atau Ahzab ini,…
Kebenaran hanya milik Allah semata,…

Dari buku “Manajemen Gerakan Dakwah dimasa krisis, belajar dari sejarah PERANG KHANDAQ”
Karangan Drg. Sukhri Wahid
(naizza_06)-3/3/11,B16

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)